Badung, Dewata News. Com - Setelah membuka konferensi IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) 2019 and 2020 Price Outlook di Nusa Dua, Badung, Kamis (31/10) pagi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin selanjutnya melakukan kunjungan ke Desa Pecatu, Badung. Di sini Wapres Ma'ruf Amin berserta istri Wury Ma'ruf Amin didampingi Gubernur Bali Wayan Koster beserta Ny. Putri Suastini Koster melakukan peninjauan mulai dari penggunaan dana desa hingga upaya pencegahan stunting.
Tiba di Desa Pecatu, Wapres Ma'ruf Amin beserta rombongan mengunjungi Lapangan Kuru Setra Desa Pecatu terlebih dahulu. Di sini, Ma'ruf Amin memantau kegiatan ekonomi kerakyatan yang sumbernya berasal dari dana desa.
"Saya lihat tentang bagaimana pembangunan, dana desa digunakan secara efektif seperti untuk pembuatan pupuk, pengelolaan limbah. Ada lapangan bola, penanaman sayur hidroponik. Kemudian hasilnya dibawa ke restoran, ada yang diolah jadi produk bumbu," ujar Ma'ruf Amin.
Setelah itu, rombongan mengunjungi Posyandu Desa Pecatu. Di tempat ini, Wapres Ma'ruf meninjau kegiatan upaya penanganan stunting menuju generasi berkualitas melalui program "Garba Sari" atau Gerakan Badung Sehat pada 1000 hari pertama kehidupan.
Usai meninjau, kepada awak media Wapres Ma'ruf Amin merasa terkejut dengan apa yang dilakukan posyandu dalam pencegahan stunting dengan melakukan pencegahan sejak dini.
"Saya melihat upaya pencegahan stunting dilakukan sistematis. Karena stunting bukan hanya harus diantisipasi sejak ibu hamil, tapi juga melalui pemahaman tentang stunting saat remaja. Pra nikah, sebelum nikah sudah diberikan pemahaman. Itu langkah yang harus dikembangkan," ungkap Ma'ruf Amin didampingi Gubernur Koster, Menteri Desa dan PDTT (Pembangunan Desa Tertinggal) Abdul Halim Iskandar dan Menteri Kesehatan dr Terawan kepada awak media.
Ma'ruf Amin pada kesempatan ini mengapresiasi upaya pemerintah Provinsi Bali dalam menurunkan angka anak dengan pertumbuhan kerdil atau stunting yang saat ini hanya 16%. Upaya pemerintah Provinsi Bali tersebut akan diterapkan, khususnya daerah dengan angka anak kerdil tinggi, sehingga jumlah anak kerdil di Indonesia semakin berkurang.
"Angka stunting di Bali yang saya dapat itu 16%. Padahal angka stunting secara nasional mencapai 27% dan Standar internasional itu 20%. Saya menargerkan angka prevalensi anak dengan pertumbuhan kerdil alias stunting di Indonesia dapat turun hingga 7 persen untuk mencapai 20 persen atau setara dengan standar internasional," imbuhnya.
Untuk itu, Ma'ruf Amin mengatakan program pencegahan anak dengan pertumbuhan kerdil akan terus dilakukan sambil mencari inovasi baru, serta meningkatkan upaya pencegahan.
“Jadi bagaimana menangani stunting mulai dari remajanya, pranikah sampai nikah, waktu hamil; bahkan ketika diketahui stunting, masa usia awal, itu sudah dilakukan intervensi untuk menurunkan stunting, kalau bisa stunting-nya dieliminasi,” katanya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com