Denpasar, Dewata News. Com - Gubernur Bali Wayan Koster menekankan bahwa prioritas Pemerintah Provinsi Bali adalah mewujudkan energi bersih dan mandiri di Pulau Dewata. “Masalah energi merupakan salah satu prioritas kami, untuk penyediaan energi bagi masyarakat Bali, hingga kebutuhan industri pariwisata,” kata Gubernur Koster ketika menjadi keynote speaker di acara Focus Group Discussion (FGD) Rencana Umum Kelistrikan Daerah (RUKD) Untuk Mewujudkan Bali Energi Bersih dan Hijau di Hotel Prime Plaza, Sanur pada Senin (14/10) pagi.
Menurut gubernur kelahiran desa Sembiran, Buleleng ini, dalam penjabaran visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali selain untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan energi harus berdasarkan pada keseimbangan serta keharmonisan manusia dan alam di Bali.
“Bicara penyediaan energi, buat saya Bali harus bisa memenuhi dan memberikan kepastian untuk masalah suplai. Visi Nangun Sat kerthi Loka Bali tersebut juga mencanangkan mandiri energi untuk Bali. Artinya, sumber-sumber energi dikembangkan dalam konsep energi yang ramah lingkungan, energi baru dan terbarukan, alias green energy. Hal ini harga mati buat saya dan harus diwujudkan,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Gubernur Koster mengemukakan ingin mengembangkan energi sehat untuk mengurangi risiko polusinya. Semua pembangkit, menurutnya, harus energi ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti pembangkitan energi air, laut, danau, matahari, dan gas.
Menurutnya, saat ini sedang disiapkan skema yang memperhitungkan kebutuhan energi untuk jangka panjang. “Ini bukan hanya bicara 5-10 tahun, tapi untuk jangka panjang. Kalau bisa Bali membangun pembangkit listrik yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan energi Bali. Dirancang khusus untuk kebutuhan Bali, sehingga bisa mandiri. Semua pembangkit yang ada, minyak, batubara akan dikonversi dengan pembangkit yang lebih ramah lingkungan seperti gas. Pelan-pelan kita alihkan semuanya. Ini harus diwujudkan untuk kebersihan alam Bali, juga meningkatkan citra pariwisata Bali di mata internasional,” ujarnya lagi.
Gubernur Koster menambahkan, energi di Bali saat ini, sebagian disuplai dari luar Bali, yakni di Paiton (PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, red). Jika ada gangguan di Paiton, bisa berpengaruh pada suplai listrik di Bali. "Bisa kena pemadaman bergilir kita. Ini tidak boleh sering-sering terjadi, karena bisa berpengarih buruk pada citra pariwisata Bali, ” tambahnya.
Selanjutnya, pria alumnus ITB Bandung ini juga menyebut Bali telah merancang kebijakan untuk penggunakan kendaraan listrik sehingga makin memperkuat konsep energi bersih di Bali. “ Pemprov Bali dan PLN sudah sepakat untuk pengembangan energi bersih di Bali. Bali bahkan dijadikan percontohan untuk kebijakan energi bersih. Juga percontohan untuk pengembangan kendaraan listrik. Bersyukur pula Kementerian ESDM sangat berkomitmen untuk mendukung kebijakan-kebijakan energi di Bali ehingga diharapkan akan makin mudah mewujudkan hal tersebut,” katanya.
Hadir sebagai narasumber, antara lain anggota tim percepatan RUKD Bali Prof Ida Ayu Dwi Giriantara, Kepala Seksi Evaluasi Program Penyediaan Tenaga Listrik, Direktorat Jenderal Ketenagalistrik Kementerian ESDM Yeni Gusrini, serta Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementrian Dalam Negeri Nyoto Suwignyo.
FGD yang diselenggaran dengan menggandeng Fakultas Teknik, Universitas Udayana ini menghadirkan peserta dari berbagai kalangan dan stake holder bidang energi di Bali. Juga mengundang perwakilan kabupaten/kota, desa pakraman dan organisasi nonprofit yang juga berkepentingan dalam isu lingkungan dan energi bersih.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com