Buleleng, Dewata News. Com - Kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Bali Barat ( TNBB) yang terjadi pada hari Minggu (04/08) pada pukul 14.00 Wita mengakibatkan hutan semak-semak dilalsp apitrer sekitar 3,16 km dan luas 12,97 Hektare itu mendapatkan perhatian khusus dari Waka Polda Bali Brigjen Pol Drs. Wayan Sunarta.
Usai membuka Pendidikan Pembentukan (Diktub) Bintara Polri Tahun Anggaran 2019/2020 di Lapangan SPN Singaraja, Selasa (06/08) Waka Polda Bali Brigjen Pol Drs Wayan Sunarta langsung melakukan pengecekan lokasi kebakaran hutan yang terjadi di kawasan hutan TNNB, wilayah Buleleng Barat.
Ketika melakukan pengecekan kebakaran ke lokasi siang itu, Waka Polda ngecekanebakaran yang dilakukan Waka Polda Wayan Sunarta, didampingi Kapolres Buleleng AKBP Suratno, S.I.K, MH, dan Kapolsek Gerokgak Kompol I Made Widana, SH bersama staf Pemerintahan Desa Pejarakan, petugas Kehutanan Seksi 3 TNBB, dan Manajer Hotel Pelataran Menjangan, Arief.
Giat pengecekan lokasi kebakaran itu dengan mengerahkan mobil AWC (Ammored Water Cannon) Polres Buleleng membantu untuk memadamkan sisa-sisa api yang masih tersisa.
Kehadiran AWC di lokasi kebakaran untuk membantu sepenuhnya terhadap pemadaman api yang telah membakar beberapa kawasan hutan bersama-sama dengan mobil Damkar Dinas Pemadam Kabupaten Buleleng.
Waka Polda Bali Brigjen Pol Wayan Sunarta menyampaikan agar jajaran Polres Buleleng, terutama Polsek Gerokgak senantiasa ikut memetakan titik-titik rawan kebakaran hutan di musim kemarau panjang, terutama di kawasan hutan lindung. Sekaligus ikut serta mencegah dan mengantisipasi terjadinya kebakaran, baik dengan cara memasang spanduk himbauan maupun melakukan penggalangan kepada masyarakat sekitar.
"Dan tak kalah pentingnya, lanjut Waka Polda, melakukan koordinasi antar pihak untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran", pinta Waka Polda Bali Brigjen Pol. Drs. Wayan Sunarta.
Sementara itu, Kelian Banjar Dinas Pejarakan Wayan Nama menyampaikan, bahwa kebakaran hutan di kawasan TNBB memang seringkali terjadi di musim kemarau panjang, mengingat kawasan hutan yang tandus terdiri dari semak-semak, alang-alang serta dedaunan kering yg gugur, sangat mudah terbakar api.
S elain itu juga, Wayan Nama menyebut, bahwa ada semak kerasi yang apabila bergesekan secara terus menerus dengan sendirinya bisa mengeluarkan api dan menjadi sumber titik api pemicu kebakaran. (DN - TiR).--
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com