Gianyar, Dewata News. Com - Strategi dalam memasarkan hasil kerajinan memiliki peranan penting, supaya suatu produk bisa dikenal dan mampu menembus persaingan di pasar global. Hal ini dikatakan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali Ny Putri Suastini Koster saat menghadiri 'Workshop Strategi Pemasaran Dalam Menembus Pasar Digital' yang diselenggarakan oleh Dekranasda Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Bali, yang berlangsung di Ruang Sidang Kantor Bupati Gianyar, Selasa (13/8).
Dalam arahannya, Ny Putri Koster menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya kegiatan workshop ini mengingat strategi pemasaran produk, termasuk di dalamnya produk kerajinan, memegang peran yang sangat penting. Masih banyak perajin yang menghasilkan produk kerajinan yang bagus, berkualitas dan berciri khas Bali, namun masih memasarkan produknya secara manual dan tradisional. Sehingga produk kerajinan mereka kurang dikenal dan tak diminati pasar diakibatkan kurangnya strategi pemasaran dan pengetahuan cara membangun branding produk.
" Terlebih di era revolusi 4.0, pemasaran melalui pasar digital merupakan sebuah keharusan sehingga kita mampu bersaing di pasar global. Kita harus bisa mengikuti perkembangan yang ada. Pijakan kita boleh tradisional, tapi wawasan dan kerja kita harus mengglobal," kata seniman nasional ini.
Pada bagian lain, istri orang nomor satu di Bali ini juga kembali mengingatkan akan keberadaan kain tenun asli Bali di tengah banyaknya kain tenun produksi massal atau printing yang banyak membanjiri pasaran dan dijual dengan harga yang lebih murah, tanpa memperhatikan kualitas serta keaslian dan kekhasan produk tenun Bali. Kain tenun yang beredar di pasaran dewasa ini, sudah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang. Proses pembuatannya pun tidak seperti tenun aslinya.
Untuk itu, seniman multitalenta ini mengajak semua pihak untuk kembali menggunakan tenun asli Bali serta bersinergi dalam upaya pengembangan serta pelestariannya, termasuk di dalamnya penyediaan bahan baku, tenaga penenun hingga teknik pemasarannya.
" Mari kita lestarikan warisan leluhur dengan menggunakan songket atau tenun asli Bali, jangan sampai penenun ikut menjual tenun hasil printing karena mengikuti keinginan pasar, mari kita jaga apa yang sudah diwariskan leluhur kita, " tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Bupati Gianyar yang dalam sambutannya dibacakan oleh Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun, di mana ia menyambut baik kegiatan workshop ini.
Menurutnya, sebagian besar pemasaran produk UMKM khususnya di Kabupaten Gianyar masih dilakukan secara manual dan tradisional . Baru sedikit yang melakukan pemasaran secara online. Di samping itu, hanya sedikit UMKM di Gianyar yang sudah memiliki branding. Untuk itu, kegiatan workshop ini amat penting sehingga para perajin dan pelaku UMKM bisa mempublikasikan produknya di sosial media dan membangun branding produk untuk memberikan suatu kepercayaan dan keyakinan akan produk yang dijual. Workshop ini juga diharapkan dapat memacu kreativitas para perajin untuk terus berinovasi.
Workshop yang mendapat antusiasme luar biasa dari para peserta ini menghadirkan dua narasumber yaitu founder AKU Bank dan Praktisi Pemasaran Arif Rahman, serta Creativepreneur I Komang Angga Maha Putera.
Workshop yang dibuka oleh Wakil Bupati Gianyar ini turut dihadiri oleh Ketua dan Wakil Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ketua ASEPHI Bali, Kepala OPD terkait di lingkungan Kabupaten Gianyar, Ketua Umum IWAPI Bali, para pelaku UMKM, mahasiswa serta undangan lainnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com