Buleleng, Dewata News. Com — Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG memberikan motivasi kepada Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) sebagai universitas negeri terbesar di Bali Utara untuk terus ”berlari” mengejar akreditasi.
Ini diperlukan untuk peningkatan kualitas yang diberikan oleh Undiksha kepada masyarakat, seperti diungkapkan Wabup Sutjidra didampingi Raktor Undiksha Dr.Nyoman Jampel usai melakukan peninjauan pelaksanaan Seleksi Mahasiswa Baru Jalur Mandiri (SMBJM) dengan Computer Based Test (CBT) di UPT TIK Undiksha, Rabu (17/07).
Wabup Sutjidra menjelaskan, Undiksha harus ”berlari” mengejar akreditasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Rektor Undiksha dan jajaran juga harus terus berbenah, karena menurut Wabup Sutjidra, minat para lulusan SMA/SMK sangat tinggi untuk menuntut ilmu di LPTK Negeri satu-satunya di Bali. Khususnya untuk program studi (prodi) kedokteran yang baru menerima ijin dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
”Animo masyarakat sangat tinggi, khususnya untuk prodi kedokteran. Namun, serapannya rendah karena baru terbentuk”, jelasnya.
Wabup Sutjidra juga berharap, hendaknya Undiksha segera membentuk atau merintis prodi pertanian sesuai harapan masyarakat sendiri. Dengan terbentuknya Prodi Pertanian, pendidikan yang ada di Undiksha ini menjadi lebih lengkap dan beragam.
”Dengan beragamnya prodi yang ada di Undiksha, bisa memutar roda perekonomian di Kabupaten Buleleng, khususnya di Kota Singaraja,” ujar Sutjidra.
Sementara itu, Rektor Nyoman Jampel berharap para peserta yang mengikuti seleksi ini menggunakan kemampuan mereka sendiri. Undiksha akan betul-betul meluluskan peserta yang mencapai passing grade dan memiliki skor tertinggi. Undiksha juga berkomitmen tidak memandang jumlah sumbangan yang diberikan peserta untuk menentukan kelulusan. Oleh karena itu, CBT ini akan diawasi betul sehingga tidak ada peserta yang bisa bekerjasama. “Sistem untuk menghindari kerjasama ini sudah bisa dirancang berdasarkan hasil konsultasi dengan Wakil Rektor I,” katanya.
Rektor Nyoman Jampel juga mengungkapkan, bahwa untuk CBT, di dalam setiap butir soal memiliki bobot yang berbeda. Bobot ditentukan oleh banyaknya peserta yang menjawab benar dan banyak peserta yang tidak bisa menjawab.
Semakin sedikit peserta yang bisa menjawab butir soal itu, maka bobotnya semakin tinggi. Jika banyak menjawab benar, maka kekuatan butir soal tersebut menjadi lemah, sehingga bobotnya akan dikurangi. ”Saya yakin dengan CBT ini, kami mampu menjaring mahasiswa kualitas yang baik dan maksimal”, jelas Nyoman Jampel.
SMBJM dengan CBT ini diikuti oleh 1.357 peserta yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 17 – 19 Juli 2019. Khusus untuk ujian keterampilan akan dilakukan pada tanggal 20 Juli 2019. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com