Buleleng, Dewata News. Com — Upaya Pemkab Buleleng dalam melestarikan permainan tradisional Megangsing kian mendekati harapan. Tercatat, sebanyak delapan regu dari delapan desa tahun ini ambil bagian dalam parade Megangsing yang digelar serangkaian Twin Lake Festival ke-6 Tahun 2019. Jumlah kali ini bertambah dua regu dibandingkan dengan pelaksanaan parade yang sama tahun lalu.
Dalam atraksi yang dilaksanakan di areal Danau Tamblingan, Desa Munduk, Buleleng ini, regu dari Desa Pedawa dan Desa Kayuputih masing-masing dari Kecamatan Banjar, menjadi pendatang baru.
Menurut Kepala Seksi Wisata Minat Khusus Dinas Pariwisata Nengah Nadra, dengan adanya peningkatan jumlah regu peserta tahun ini, hal tersebut menandakan bahwa permainan tradisional asli Buleleng itu sudah semakin dikenal masyarakat luas.
Diungkapkan Nadra, permainan Gangsing pada awalnya lahir di desa Munduk. Dalam perkembangannya, beberapa desa di sekitar desa Munduk mulai mengikuti permainan ini, hingga saat ini.
"Tujuan dari kegiatan ini (parade Gangsing) adalah untuk melestarikan seni budaya. Karena permainan Gangsing ini merupakan salah satu permainan tradisional asli Buleleng," terang Nadra, Kamis (4/7).
Masih kata Nadra, Dinas Pariwisata sendiri terus berupaya mengembangkan dan mempromosikan permainan Gangsing ini. Upaya itu antara lain melalui parade atraksi Megangsingan yang rutin digelar dua tahun sekali, masing-masing dalam rangkaian kegiatan Twin Lake Festival dan Lovina Festival.
Sementara itu, salah satu peserta asal Desa Umejero, Triwana Kusuma, mengaku telah menyiapkan tim nya sejak Januari lalu. Latihan secara rutin dilakukan dua kali dalam seminggu.
"Harapannya, supaya Gangsing bisa lebih dikenal oleh seluruh kalangan masyarakat, khususnya di Buleleng. Supaya seluruh orang di Bali tahu bahwa di Buleleng ada budaya Megangsing," harapnya.
Untuk diketahui, dalam pelaksanaan parade Gangsing serangkaian Twin Lake Festival tahun ini, masing-masing regu terdiri dari 10 orang, 4 orang merupakan tim inti. Sedangkan lainnya menjadi pendamping. Adapun sistem permainan menggunakan teknik ”Pemelek” dan ”Pemukul”. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com