Buleleng, Dewata News. Com — Ketua Umum KONI Kabupaten Buleleng Nyoman Arta Widnyana menyatakan kesiapan undur diri memimpin organisasi keolahragaan bentukan pemerintah itu, ketika target peringkat tiga besar pada Porprov Bali XIII Tahun 2019 di Tabanan tidak mampu bisa diwujudkan.
Oleh karena itu, KONI Buleleng bersama seluruh Ketua Pengkab Olahraga sudah bertekad untuk ”Meraih Medali, Bukan Melali” ke arena Porprov Bali 2019 di Tabanan guna mewujudkan target tiga besar setelah Badung dan Denpasar.
Ditemui usai menutup kegiatan Workshop Penyusunan Program Latihan di Hotel Banyualit, Lovina, Jumat (05/04) siang, Artha Widnyana menyampaikan rasa malu ketika target itu tidak bisa diwujudkan mengingat dukungan pemerintah, dalam hal ini Bapak Bupati Buleleng yang luar biasa dalam hal anggaran pembinaan dan juga bonus untuk atlet
Dengan program yang telah dicanangkan KONI Buleleng, selain desentralisasi atlet, para pelatih juga diberikan Workshop Penyusunan Program Latihan yang diselenggarakan mulai hari Kamis (04/04) selama dua hari melibatkan para pelatih pengkab olahraga se-Kabupaten Buleleng dan mahasiswa FOK Undiksha.
”Olahraga saat ini juga harus mengikuti perkembangan teknologi. Jadi bukan semata-mata pelatihan secara konvensional. Sudah saatnya memanfaatkan IT dalam menyusun program latihan", jelas Ketua Umum KONI Buleleng, Nyoman Arta Widnyana.
Mewarnai acara penutupan gelaran Workshop siang itu, Ketua Umum KONI Buleleng Nyoman Artha Widnyana menyerahkan Piagam Penghargaan dan Cenderamata kepada nara sumber dari Universitas Negeri Surabaya, Donny Ardy Kusuma, S.Pd, M.Kes yang telah menambah wawasan para pelatih.
Di tempat terpisah, Dr. Made Agus Dharmadi, M.Pd selaku Ketua Panitia mengatakan, bahwa workshop ini bertujuan untuk menterjadikan pembinaan prestasi di pengkab kabupaten Buleleng berjalan dengan baik dan bermakna.
“Salah satunya, yakni dengan penerapan program latihan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan berkelanjutan", jelasnya..
Menurut Dharmadi, pelatih harus terus meng-upgrade pengetahuan dan keterampilannya ditengah-tengah perkembangan industri olahraga yang semakin cepat.
"Upaya melatih generasi milenial harus diupayakan sesuai dengan sifat dan budaya generasi milenial saat ini, jangan lagi melatih dengan konsep-konsep lama dan mungkin sudah usang. Jika ingin maju maka hal tersebut merupakan keniscayaan", ujarnya. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com