Buleleng, Dewata News. Com — Kemeriahan HUT ke-415 Kota Singaraja, tanggal 30 Maret 2019 tercermin ketika mampu mengerahkan seluruh komponen masyarakat melalui Parade Budaya, Lomba Busana Endak dan Tari Rejang Renteng Massal. Penampilan gelaran yang nyaris bersamaan waktunya itu di sepanjang Jalan Pramuka dan Jalan Ngurah Rai itu, sekaligus menghapus kesan, bahwa HUT Kota Singaraja milik Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), karena giat yang telah dilakukan hanya melibatkan unsur dari SKPD lingkup Pemkab Buleleng.
Gelaran kegiatan Parade Budaya, Lomba Busana Endek dan Tari Rejang Renteng Massal yang dibidani Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ini, secara resmi dibuka Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST di panggung kehormatan depan Taman Kota, Jalan Ngurah Rai Singaraja.
Selain Bupati Buleleng, sejumlah pejabat tampak hadir pada acara tersebut, seperti Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra Sp.OG, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna SH, Bunda PAUD Kabupaten Buleleng Ir. I Gusti Ayu Aries Sujati, Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Ir Dewa Ketut Puspaka MP, Ketua WHDI Kabupaten Buleleng Ny. Ayu Wardhany Sutjidra, para Asisten Setda Buleleng, Staf Ahli dan pimpinan SKPD di lingkup Pemkab Buleleng.
Bupati PAS mengatakan. kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang di selenggarakan oleh pemkab buleleng melalui dinas terkait untuk memberikan hiburan bagi masyarakat Buleleng. ”Kegiatan ini sangat meriah dan menarik, serta mampu membangkitkan kreativitas masyarakat Buleleng yang sudah tentu melalui inovasi dari para pecinta seni dan budaya, baik berupa musik daerah, tari, permainan rakyat, cerita rakyat maupun display adat istiadat menjadi salah satu magnet bagi wisatawan”, ujarnya.
Melalui HUT ke-415 Kota Singaraja tahun 2019 ini ”Kami telah bersepakat untuk bersatu dalam multikulturalisme, dan bersatu merangkai warna nusantara”, imbuhnya.
Bupati PAS berharap agar pagelaran parade budaya, lomba busana endek dan pagelaran tari rejang renteng massal mampu memotivasi generasi penerus, khususnya para seniman, budayawan pemerhati dan organisasi-organisasi kesenian untuk terus menggembangkan kreasi dan inovasinya.
Selain para pelaku seni masyarakat lainnya, juga harus menyadari betapa pentingnya makna kebudayaan dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa, khususnya jati diri kabupaten Buleleng.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Drs. Gede Komang, M.Si yang juga selaku Ketua Panitia penyelenggara mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian dalam memeriahkan HUT ke-415 Kota Singaraja tahun 2019. Dengan menampilkan garapan kesenian tentang kisah maupun legenda yang di bawakan oleh masing–masing peserta dari sembilan kecamatan di kabupaten Buleleng.
Gelaran Parade Budaya ini mengusung tema ”Singa Praja Tattwa” yang bermakna menteladani keteladanan Ki Barak Panji Sakti pada saat Buleleng mencapai kejayaannya.
Dengan rute yang di lalui yaitu start dari taman Kota Singaraja menuju Jln. Ngurah Raid dan finish di Jln Veteran, adapun hadiah yang di perebutkan sebesar Rp10.000.000 untuk juara satu (Maha Nugraha), Rp8.000.000 untuk juara dua (Adikara Nugraha), Rp7.000.000 untuk juara tiga (Adika Nugraha) dan Rp5.000.000 untuk juara empat (Adi Nugraha). ”Semua peserta parade budaya mendapat uang pembinaan pementasan masing–masing Rp12.000.000,- secara keseluruhan biaya di bebankan pada APBD Tahun 2019”, ujar Gede Komang.
Sementara itu untuk Lomba Busana Endek, peserta berpasangan pria dan wanita dengan usia minimal 18 tahun yang notebene karyawan-karyawati OPD, Kecamatan, Badan dan BUMD se-Kabupaten Buleleng. Adapun tema yang di gusung pada lomba ini adalah ”Kryamukti Adibusana” yang artinya ”Kreatifitas yang inovatif dalam berpakaian sesuai budaya”.
Dijelaskan Gede Komang, busana yang di tampilkan pada lomba ini adalah busana adat hari kerja Kamis dan busana menghadiri acara pesta maupun undangan. ”Peserta yang telah mendaftarkan diri sebanyak 101 orang, sesuai dengan ketentuan di masing-masing lomba“, jelasnya.
Untuk pementasan Tari Rejang Renteng Massal, disebutkan Gede Komang, diikuti oleh 7.289 penari. Tari Rejang Renteng massal ini merupakan rangkaian upakara ritual untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa agar seluruh pelaksanaan HUT ke-415 Kota Singaraja teraksana dengan aman, damai dan selamat.
“Penari Rejang Renteng melibatkan Ibu-ibu PKK dari desa yang ada di masing-masing Kecamatan di Kabupaten Buleleng”, imbuhnya.
Ratusan Penari Tiga Desa Terbengkalai?
Karena tidak mendapat tempat untuk menari, sehingga penari rejang renteng dari tiga desa tidak bisa menari.
"Tyang dari desa Kedis kecewa pada panitia karena tidak bisa memberi solusi untuk menambah tempat untuk para penari. Rugi, banyak-banyak penari mencapai 7.400 penari tapi tidak mendapatkan tempat dan dari pihak panitia tidak ada rasa simpati sama sekali", demikian antara lain penari dari Desa Kedis, Desa Bisa dan Desa Umajero mengungkapkan kekesalannya karena terbengkalai. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com