Oleh : Made Tirthayasa *
Kota Singaraja. Tanggal 30 Maret 2018 berusia 415 Tahun. Kota Singaraja berawal dari munculnya kerajaan Buleleng yang berkisar sekitar abad ke-17, dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan jalan menyatukan seluruh wilayah di Bali Utara yang dulunya bernama Den Bukit.
Kerajaan ini sempat dikuasai oleh Kerajaan Mengwi, juga Kerajaan Karangasem yang dimana membangun istana dengan nama Puri Singaraja, dari sinilah muncul nama Singaraja.
Kota inipun memiliki nilai sejarah yang cukup kuat, dimana terdapat pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya Belanda di Bali Utara. Tempat berlabuhnya dikenal dengan sebutan Pelabuhan Buleleng itulah yang dapat kita lihat sekarang, tinggal kenangan.
~ Batas Wilayah
Buleleng berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Jembrana di sebelah barat, Kabupaten Karangasem di sebelah timur dan Kabupaten Bangli. Tabanan dan Badung di sebelah selatan. Kabupaten Buleleng dibagi kepada 9 kecamatan dan 148 desa /kelurahan yang diantaranya adalah Gerokgak, Seririt, Busungbiu, Banjar, Buleleng, Sukasada, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula.
~ Tugu Singa Ambara Raja
Berdiri tegak dengan gagahnya di simpang tiga, depan Kantor Bupati Buleleng, setelah diresmikan pendiriannya oleh Bupati Buleleng Hartawan Mataran, tahun 1971. Tugu ini sebagai maskot Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.
Tugu ini dibangun untuk mengenang keperkasaan ”Ki Gusti Ngurah Panji Sakti”. Beliaulah seorang penguasa wilayah Utara pulau Dewata, Bali di tahun 1660-an yang berhasil membangun wilayah tersebut menjadi maju dan disegani.
Tugu Singa Ambara Raja dilambangkan ”Singa Bersayap” yang mencengkram buah jagung gembal itu melambangkan kekuatan, kesatria, kekuasaan pemimpin Bali Utara yang gagah berani.
Motto ”Singa Ambara Raja”: Melambangkan Kelincahan dan Semangat Kepahlawanan Rakyat Kabupaten Buleleng.
Saat kita berkendaraan dari Jalan Veteran atau Jalan Pahlawan maupun Jalan Ngurah Rai Singaraja, kita pasti melewati sebuah patung yang berdiri dengan gagahnya di tengah-tengah jalan, dikelilingi oleh kolam kecil yang berisi patung kecil lainnya, tidak jarang kita lihat ada banten atau sesajen di patung itu.
Sungguh hebat dan gagahnya patung Singa Bersayap berdiri tegak di udara seperti akan terbang, tidaklah heran, apa sebenarnya makna dari patung Singa yang gagah itu?
Berikut akan jelaskan makna patung itu secara rinci:
• Yupa Padmasana yang berbentuk segi lima : melambangkan falsafah negara RI yaitu Pancasila.
• Arca Singa-Raja yang bersayap : sebagai lambang nama kota Daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari Timur ke Barat.
• Buleleng atau Jagung Gembal yang dipegang tangan kanan singa itu: melambangkan nama Daerah Kabupaten yaitu : Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja.
• Motto “Singa Ambara Raja” : melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng.
• Sembilan helai Kelopak Bunga Teratai : melambangkan sembilan kecamatan yang ada di daerah Tingkat II Buleleng.
• Tiga Ekor Gajah Mina: melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian rakyat Buleleng.
• Tiga buah permata yang memancar berkilau-kilauan : melambangkan kewaspadaan dan kesiap siagaan rakyat Buleleng.
• Jumlah bulu sayap yang besar dan yang kecil tiga puluh helai yaitu: sayap jajaran yang pertama banyaknya 5 helai, kedua banyaknya 7 helai, ketiga banyaknya 8 helai dan sayap jajaran yang keempat banyaknya 10 helai. Melambangkan tanggal atau hari lahirnya kota Singaraja.
• Tiga puluh tulang pemegang bulu sayap: melambangkan bulan yang ketiga atau bulan Maret yaitu bulan lahirnya kota Singaraja.
• Rambut, bulu gembal, bulu ekor Singa yang panjang-panjang jumlah seribu enam ratus empat helai : melambangkan tahun lahirnya kota Singaraja.
• Dari No. 8 sampai 10 jika dirangkaikan melambangkan tanggal 30 Maret 1604 hari lahirnya Kota Singaraja.
• Lambang Daerah Kabupaten Buleleng dalam bentuk Panji mempergunakan dasar warna biru cemerlang. Melambangkan warna pikiran yang taat, cinta dan berbakti ke hadapan Ida Sang hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.
• Singa Ambara atau Singa Bersayap berwarna merah hidup: melambangkan warna pikiran yang bersemangat dalam keperwiraan.
• Warna putih bersih: merupakan simbul hati nurani yang sangat bersih dan jujur.
• Warna hitam adalah : lambang kemarahan dan siap maju bila diganggu.
Patung Singa Ambara Raja juga dapat juga ditemukan di perbatasan Singaraja sebelah selatan, tepatnya di wilayah Sangket, Sukasada.
~ Tugu I Gusti Anglurah Panji Sakti
Dari Tengah Kota Singaraja,setelah melewati tugu Singa Ambara Raja, kita dapat melihat di sebelah kiri jalan terdapat taman kecil yang sangat asri, juga anda dapat melihat patung-patung yang berdiri dengan gagah di dalamnya, itu tidak lain dari patung I Gusti Anglurah Panji Sakti.
Juga seekor gajah di depannya, bahkan terdapat ukir-ukiran di dinding yang tidak lain ukir-ukiran yang menunjukkan Tari Goak-goakan, juga peperangan I Gusti Anglurah Panji Sakti melawan penjajah.
~ Tugu Catus Pata
Tidak hanya tugu I Gusti Anglurah Panji Sakti, di sana, juga terdapat tugu Catus Pata yang terdapat jam di bawahnya. Tugu ini dahulunya sebenarnya tidah berupa catus pata, namun tugu ini adalah tugu naga yang jumlahnya 4 ekor, dan jam yang digunakan dahulu adalah jam bandul, namun sekarang sudah diganti akibat tak berfungsi lagi. Patung ini melambangkan Sang Hyang Brahma yang menguasai arah selatan.
Di areal Catus Pata inilah senantiasa dipusatkan upacara Pecaruan Agung menjelang perayaan Hari Raya Suci Nyepi ~ Tahun Baru Caka.
Dari Catus Pata hingga eks Pelabuhan Buleleng disebut-sebut sebagai jalan adat, sehingga setiap perjalanan upacara adat dan agama melalui sepanjang jalan Gajah Mada hingga eks Pelabuhan Buleleng, seperti misalnya upacara Melasti / Mekiis.
~ Kabupaten Buleleng
Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten dengan luas wilayah terbesar di Bali. Kabupaten ini memiliki ibu kota yang bernama Singaraja. Kota Singaraja merupakan kota terbesar kedua di Bali adalah ibu kota kolonial tua, yaitu Singaraja, yang terletak di pantai utara berdiri tanggal 30 Maret 1604.
Sejarah mencatat, kalau kota pendidikan ini pernah menjadi ibu kota untuk Sunda Kecil yang meliputi Bali dan Nusa Tenggara. Untuk memperingati hari ulang tahunnya, pemerintah Kabupaten Buleleng melaksanakan berbagai acara tiap tahunnya, seperti parade budaya, lomba seni dan budaya, dan pesta rakyat.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com