Buleleng, Dewata News. Com — Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG, mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk terus mempertahankan warisan budaya leluhur, seperti yang terlihat pada upacara negakang/megibung (makan bersama) di Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula.
Karena acara megibung ini, menurut Wabup Nyoman Sutjidfra, merupakan tradisi warisan dari leluhur yang bertujuan untuk mempersatukan masyarakat agar dapat menjalin hubungan yang baik antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Wabup Nyoman Sutjidra mengatakan, tradisi megibung ini merupakan tradisi yang sangat unik, sehingga perlu dipertahankan, karena tradisi ini bagian dari warisan leluhur khususnya di desa Sambirenteng ini.
”Banyak keunikan yang diperlihatkan di acara megibung ini, salah satunya adalah seluruh masyarakat yang hadir bisa duduk bersama di areal Jaba Pura, dan menikmati hidangan bersama-sama dengan suasana yang harmonis”, ungkapnya usai mengikuti acara tradisi megibung di Desa Sambirenteng, Minggu (06/01) malam.
Sutjidra menambahkan, selain mampu mempersatukan dan mengeratkan tali persaudaraan tradisi megibung ini berbeda dengan tradisi megibung yang ada di Bali pada umumnya. “Uniknya, setiap warga membawa nasi dari rumah dan dihidangkan bersama-sama, dan juga ayam yang dimakan adalah hasil dari tradisi adu ayam yang dilakukan oleh warga desa Sambirenteng”, imbuhnya.
Kelian Desa Pakraman Sambirenteng, Jro Nengah Mas mengatakan, dilaksanakannya tradisi megibung ini tiada lain untuk melanjutkan dan mempertahankan warisan budaya leluhur yang sudah dilaksanakan secara turun temurun.
Menurut legenda, kata Jro Nengah Mas, dulunya saat akan memasuki Tilem Kepitu ada hal-hal aneh yang terjadi di Desa Sambirenteng. Kemudian, penglingsir-penglingsir/ leluhur melaksanakan semedi dan dari semedi itu mendapat pawisik (petunjuk), bahwa harus diadakan pecaruan cak-cakan (sebagai simbul manusia dengan manusia). Dari pawisik tersebut, diadakanlah upacara megibung yang jatuh pada Tilem Kepitu setiap tahunnya.
”Diawali dengan upacara pejati di pura sanggah desa, adu ayam, lalu ayam yang kalah di persembahkan untuk acara megibung masyarakat”, imbuhnya.
Jro Nengah Mas juga mengatakan, tujuan dari tradisi ini untuk mengumpulkan masyarakat agar dapat menjalin hubungan yang baik antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. ”Dalam aturannya, satu pegibungan ini terdiri dari delapan orang, karena diambil dari pemahaman Asta Dala dalam ajaran Agama Hindu”, jelasnya.
Dalam acara megibung ala Desa Sambirenteng malam itu, juga diikuti dan berbaur bersama masyarakat Desa Pakraman Sambirenteng, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna, SH, Direktur Utama PDAM Kabupaten Buleleng I Made Lestariana, SE, Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Buleleng Ketut Suwarmawan, S.Stp., MM dan Camat Tejakula Drs. Nyoman Widiartha beserta unsur Forum Kordinasi Kecamatan Tejakula. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com