SELAMA ini ditengah kehidupan masyarakat mengenduskan, bahwa angka 13 sebagai dasar akan terjadi celaka atau kecelakaan. Ternyata angka 13 yang di’endus itu jauh meleset dan melesat jauh. Bahkan, fenomena celaka itu ada pada angka 12.
Melalui tulisan kali ini, membuka pikiran tentang angka 12. Sebelumnya sudah sering dengar angka 13 yang dianggap sakral dalam pemujaan setan bagi mereka.
Di samping angka 13 adalah angka sial yang sering orang-orang katakan, justru angka 12 ini menarik untuk dicermati, dan jauh berbeda atau bertolak belakang dari orang-orang yang mengendusnya sebagai angka sial.
Sebagai bukti, pada tanggal 12 Januari, terkait erat dengan angka 12 menjadi tragedi berdarah dari peristiwa tragis kecelakaan lalu lintas di wilayah hokum Polres Buleleng. Ini membuktikan, bahwa bukan angka 13 jadi dasar celaka yang sering menjadi perbincangan di tengah kehidupan masyarakat.
Terkait angka 13 yang diamini akan menimbulkan celaka itu terkubur oleh angka 12, ketika di akhir pekan yang semestinya oleh keluarga umumnya disambut suka ria, Malah ada sementara anggota keluarga yang berangkart dengan suka cita, ternyata dalam perjalanan berubah diselimuti duka.
Peristiwa kecelakaan lalu lintas sebagai akibat ”Out of Control” (OC) pada hari Sabtu – 12 Januari 2019, selain di wilayah hukum Polsek Kubutambahan pada siang hari, juga terjadi menjelang petang hari di wilayah hukum Polsek Sukasada. Kedua peristiwa laka itu sebagai akibat OC. Ini membuktikan angka 12 menghapus konotasi angka 13 sebagai angka celaka.
Seperti diberitakan di berbagai media massa, baik cetak, elektronik maupun media online, terjadinya kecelakaan (laka) salah seorang rombongan pesepeda gayung maniac di wilayah Banjar Dinas Klandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.
Karena tidak bisa menguasai sepeda gayung saat jalanan menurun dan memasuki tikungan, sehingga pengendara ”terjun bebas” ke dalam jurang kedalaman 5 meter, sementara sepeda nyangkut di pepohonan. Akibatnya, pengendara sepeda gayujng meninggal di TKP.
Begitub pula laka lantas di Banjar Dinas Prereman Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, pengendara sepeda motor yang membonceng istri dan tiga anaknya, juga lepas kendali saat menyusuri jalan menurun dan tikungan.
Laka lantas OC ini lebih parah lagi, karena meminta korban jiwa dua orang meinggal, yaitu ibu
dan seorang anak balita yang baru berusia 2 tahun harus kehilangan nyawa, meninggal dunia.
Konotasi angka 13 benar-benar sirna oleh angka 12 yang membuat peristiwa tragis meminta korban jiwa meninggal. Semoga konotasi angka 12 maupoun yang latah di angka 13 tidak menjadi kenyartaan dalam kehidupan umat manusia. ~ Made Tirthayasa ~
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com