Klungkung, Dewata News. Com - Masih dalam suasana nyejer sebelum nyineb tanggal 11 Januari nanti, Dewatanews.com bersama keluarga tangkil ke Pura Dasar Bhuana Gelgel di Klungkung, Minggu (06/01).
Warga pendek dari seluruh Bali, di antaranya salah satu keluarga yang ditemui mengaku dari Tegal Cangkring, Jembrana.
Pada kesempatan itu sempat menyaksikan acara "nynuk atau lebat daun" rangkaian Karya Agung Panca Wali Krama Pura Dasar Buana Gelgel yang puncak upacaranya Some Kliwon wuku Kuningan, Senin (31/12) lalu.
Hampir sepekan setelah puncak Karya Agung Tawur Panca Wali Krama di Pura Dasar Bhuana Gelgel, warga pemedek yang datang dari seluruh Bali masih terus tangkil ngaturang bakti.
Mengingat karya serupa dalam bentuk Homa Yadnya pernah dilaksanakan sekitar 500 tahun silam ketika zaman Ida Dalem Waturenggong. Kala itu dipuput oleh Danghyang Nirartha dan Danghyang Astapaka. Kali ini, karya serupa digelar dengan anggaran sekitar Rp6 miliyar.
Bendesa Adat Gelgel Putu Arimbawa mengatakan, Homa Yadnya sekitar 500 tahun silam itu tertuang dalam sejarah Pura Dasar Bhuana Gelgel. Namun tak dirinci rentetan upacaranya. Yang pasti, setelah sekitar 5 abad, upacara serupa belum pernah digelar lagi. Selama ini sebatas melaksanakan Karya Ngusaba Nini dan Ngusaba Jagat yang rutin tiap tahun, bertepatan pada Purnama Kapat.
Untuk karya yang digelar kali ini adalah Karya Agung Mamungkah, Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Tawur Panca Wali Krama, Mahayu Jagat, dan Marisuda Gumi. Karya ini merupakan tingkat utamaning utama, dengan menghaturkan berbagai jenis wewalungan. Di antaranya, 13 ekor kerbau dengan berbagai jenis, 13 penyu, dan berbagai jenis hewan lainnya.
“Tujuan karya mengembalikan vibrasi pura untuk menjaga keajegan Bali,” jelas Arimbawa didampingi Wakil Bendesa Gelgel Jro Mangku I Wayan Suandi,
Merupakan puncak Karya Agung Tawur Panca Wali Krama, Penyejeg Gumi lan Pedanan, Pengebek, Penegteg Jagat, Piodalan dan Mapeselang di Pura Dasar Buana Gelgel yang telah diselenggarakan bertepatan dengan Soma Kliwon wuku Kuningan, Senin (31/12) lalu.
Proses pelaksanaan upacaranya, dilaksanakan secara bertahap.
Setelah pelaksanaan puncak karya, kemudian ngenteg linggih dan padudusan agung ini, Ida Batara Pura Dasar Buana ini katur nyejer selama sebelas hari, sebelum masineb pada 11 Januari 2019 nanti. Dilanjutkan dengan ritual meajar-ajar 14 Januari 2019.
Mengantisipasi membludaknya pamedek yang datang dari seluruh Bali, panitia sudah menyiapkan alternatif tempat parkir di Lapangan GOR Swecapura. (DN - TiR).--
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com