Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang.
SUDAH lama dipercaya, siapa yang memiliki informasi dia akan mendapatkan keuntungan dari informasi tersebut. Maka dapat dimaklumi kemudian, kalau informasi dirahasiakan dan dipertahankan untuk dikuasai, seperti misalnya informasi di bidang ekonomi.
Kemudian dunia pendidikan juga dimasuki kepentingan dunia ekonomi. Informasi berupa ilmu pengetahuan dikuasai oleh sekelompok orang, dikunci melalui digitalisasi yang tidak bisa diakses oleh pelajar dan mahasiswa yang tidak mampu membayar.
Informasi memang kemudian menjadi mahal. Karena informasi adalah kekuasaan, sebagaimana semua kekuasaan. Ada orang-orang yang ingin memiliki dan mempertahankannya untuk kepentingan mereka.
Seperti perhelatan pesta demokrasi yang saat ini sudah memasuki perebutan suara pemilih. Mereka berebut cari kemenangan untuk mempertahankan kekuasaan.
Kalau di sektor ekonomi, orang ingin menguasai informasi untuk memeroleh keuntungan ekonomi. Itu bisa diterima akal, karena strategi dunia ekonomi adalah mencari keuntungan.
Tidak dapat dicerna logika, kalau dunia pendidikan tempat insan terpelajar, sadar atau tidak sadar berhasil disusupi oleh kepentingan ekonomi melalui mahluk mahal yang disebut informasi.
Informasi berupa ilmu pengetahuan terbaru yang sebenarnya merupakan isi penting pendidikan kian sulit diakses oleh pelajar dan mahasiswa yang tidak mampu membayar, karena informasi itu telah didigitalisasi dan dikunci oleh korporat yang sebenarnya mendapatkan informasi itu dari seluruh dunia.
Negara apapun kelasnya, negara maju, sedang berkembang, miskin, yang komit mencerdaskan warganya sangat patut membeli akses informasi yang telanjur dikuasai dan dikunci oleh korporat. Sehingga, sulit untuk dibuka aksesnya bagi pelajar dan mahasiswa yang tidak mampu membayar akses terhadap informasi.
Setidaknya negara tidak mengambil kebijakan yang menyebabkan informasi ilmu pengetahuan, tekonologi, dan seni menjadi terkumpul, didigitalisasi, dan dikunci aksesnya oleh korporat yang ingin memeroleh keuntungan dari penguasaan terhadap informasi. ~ Made Tirthayasa
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com