Denpasar, Dewata News. Com - I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya yang akrab disapa Gung Ronny mengenai perayaan Hari Raya Kuningan yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Raya Galungan dalam Hindu yang jatuhnya 10 hari setelah Galungan yaitu pada Saniscara, Sabtu (5/1) Kliwon Wuku Kuningan.
"Dimana kata Kuningan memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya. Karena dalam kehidupan kita akan selalu berusaha bagaimana memenangkan Dharma atas Adharma,” ujarnya, Jumat (4/1).
Menurutnya, perayaan Hari Raya Kuningan pada umumnya menggunakan upakara sesajen yang berisi simbul tamiang dan endongan. Contohnya dalam makna tamiang memiliki lambang perlindungan dan juga juga melambangkan perputaran roda alam.
“Sedangkan Endongan maknanya adalah perbekalan atau bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan,” terang calon legeslatif (caleg) DPRD Bali dapil Kota Denpasar dari Partai NasDem nomor urut 5 ini.
Selanjutnya, kata Gung Ronny waktu persembahyangan pada Hari Raya Kuningan yakni dari jam 00 sampai jam 12 siang. Jadi di saat itu sangat tepat kita datang menyerahkan diri kepada-Nya mohon perlindungan. Kenapa batas waktu sampai jam 12 siang, dikarenakan energi alam semesta (panca mahabhuta seperti pertiwi, apah, bayu, teja, dan akasa) bangkit dari pagi hingga mencapai klimaksnya (tengah hari).
“Setelah lewat itu disebut masa pralina (pengembalian ke asalnya) atau juga dapat dikatakan pada masa itu energi alam semesta akan menurun dan pada saat sanghyang surya mesineb (malam hari) adalah saatnya beristirahat (tamasika kala),” ucapnya dari beberapa buku agama terkait Hari Raya Kuningan yang sempat dibacanya.
Kemudian Gung Ronny menambahkan, perayaan Hari Raya Kuningan juga dibuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia menerima anugerah dari Sang Hyang Widhi. Sebenarnya perayaan Hari Raya Kuningan inilah dingatkan untuk selalu ingat menyamabraya, meningkatkan persatuan, dan solidaritas sosial.
“Selain itu, umat juga diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya serta tidak lupa akan ingat mengucap syukur kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala karunia-Nya,” tambahnya. Bdi
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com