Buleleng, Dewata News. Com — Kehadiran Ibu Putri sapaan akrab Istri Gubernur Bali, Dr.Ir.I Wayan Koster, MM pada acara Pagelaran Puji Syukur Puisi serangkaian peringatan Hari Pahlawan, memberi inspirasi pembaca puisi dari beberapa Komunitas seni sastra modern di Sekretariat Dermaga Seni Buleleng (DSB), Jl.Pulau Samosir Gang IV No.15 Singaraja pada hari Sabtu (10/11) sore.
Koordinator DSB Dr.Gede Artawan, M.Pd menyampaikan rasa terima kasih kepada maestro pembaca puisi Ni Putu Putri Suastini yang dikenal sebagai sosok seniman, ternyata setelah menjadi ibu gubernur masih tetap peduli dengan kehidupan sastra. Hal ini membuktikan, bahwa jiwa dan pikiran seniman masih melekat kental pada diri ibu Putri.
”Bahkan, saya bukan memuji tapi ini factual, bahwa penampilan ibu Putri tidak saja di Bali tapi sudah menembus ibukota metropolitan, ternyata belum ada sepiawai ibu putri”, ujar Gede Artawan yang mengemas pesta Puji Syukur Puisi ala kebun.
Karena memang, DSB yang digawangi Dr.Gede Artawan bersama-sama Gede Dharna almarhum dan Made Tirthayasa dalam setiap pagelaran Pesta Puisi dan Teater senantiasa di alam bebas, bahkan di tengah puing reruntuhan kantor bupati Buleleng pasca amuk masa di tahun 1999.
”DSB sanantiasa berbagi ruang dan waktu berkesenian dalam pesta puisi dan teater, seperti pagelaran Puji Syukur Puisi, selain memperingati Hari Pahlawan, sekaligus pula mensyukuri Ibu Putri Suastini mendampingi Bapak Wayan Koster menjadi Gubernur pilihan rakyat Bali”, imbuhnya.
Ibu Putri Suastini sesaat melantunkan bait-bait puisi ciptaannya menekankan, bahwa karya sastra merupakan hasil cipta rasa manusia. Karya sastra lahir dari ekspresi jiwa seorang pengarang.
Ibu Putri Suastini Koster yang telah lebih dari 40 tahun malang melintang di dunia seni, memiliki pergaulan yang sangat luas di kalangan seniman lokal Bali dan Tanah Air.
Meski kini sudah tak seaktif dulu lagi di panggung seni yang melambungkan namanya itu, namun ia tetap menyepatkan diri di sela-sela kesibukannya mendukung akifitas sang suami, Wayan Koster sebagai politisi. Bahkan, hingga berhasil mendampingi sang suami ke kursi Gubernur Bali, Ni Putu Putrini Koster tetap menggemakan suara puitis untuk menularkan semangat agar para seniman muda tidak takut untuk terus berkesenian.
Kemudian Perempuan asal Padangsambian Kaja, Kota Denpasar ini memberi motivasi para seniman muda, bahwa untuk mencapai sukses sebagai seniman khususnya membaca puisi perlu proses.
Karena suatu hasil karya dikatakan memiliki nilai sastra, menurut Ibu Putri Suastini Koster, jika isinya dapat menimbulkan perasaan haru, menggugah, kagum, dan mendapat tempat di hati pembacanya. Karya sastra seperti itu dapat dikatakan sebagai karya sastra yang adiluhung, yaitu karya yang dapat menembus ruang dan waktu.
Mengawali Pagelaran Puji Syukur Puisi sore itu, ternyata gema suara khas Ibu Putri Suastini Koster membius alam kebun Dermaga Seni Buleleng.
Ibu Putri.membawakan puisi berjudul “Sumpah Kumbakarna” karya Dhenok Kristianti. Pesan yang ingin disampaikan melalui puisi ini adalah bagaimanapun kondisi negara dan siapapun pemimpinnya, adalah kewajiban kita untuk membela negara dengan segenap jiwa dan raga.
Selain tampilnya pembaca puisi beberapa Komunitas Seni Sastra yang ada di Kota Singaraja, seperti Komunitas Cemara Angin, Komunitas Selem Putih-nya Putu Satriya Koesuma maupun secara pribadi hingga malam. Bahkan, secara khusus hadir dan ”mengoyak alam kebun DSB”, yakni pengawal Bentara Budaya Bali, di antaranya Warih Wisatsana, Wayan Jengki Sunarta,
DSB Sebagai penggagas pagelaran, Gede Artawan dengan Komunitas Api dan Made Tirthayasa tampil dengan puisi-nya Roh Nusantara. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com