Denpasar, Dewata News. Com - Kisruh kembali terjadi di Dwijendra Pusat Denpasar yang berlokasi di Jalan Kamboja. Dimana seluruh mahasiswa yang akan mau mengikuti pelajaran tidak diberikan izin masuk oleh para penjaga. Ini yang membuat para mahasiswa Dwijendra kesal hingga beberapa kali mendobrak pintu pagar.
Menurut salah satu Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Dwijendra, Adrianus Ahas, sudah dari pukul 17.00 Wita berada di sepan pagar kampus, namun tidak diberikan izin masuk oleh para penjaga. Alasan tidak diberikan izin masuk, kami dari mahasiswa tidak tahu sama sekali. Tujuan Saya belajar, bukan seperti ini yang diinginkan. Saya merasa kecewa dan kesal dengan kondisi seperti ini," terang Ardrianus dengan wajah kecewa dan kesal, Senin (26/11).
Kemudian dari pihak Pembina Yayasan Dwijendra, Ida Bagus Erwin Rana Wijaya sangat menyayangkan kondisi yang di alami oleh para mahasiswa yang tujuanya untuk belajar justru di tahan di depan pintu pagar tidak diberikan izin masuk oleh para penjaga.
"Sementara, dari Pembina Yayasan Dwijendra yang datang berniat baik untuk melakukan persembahyangan bersama. Kalau tetap seperti ini bagaimana bisa memajukan dunia pendidikan di Dwijendra kedepanya," ucapnya.
Disisi lain, dari pihak dosen Dwijendra juga sangat mengaluhkan kondisi seperti ini. Seakan-akan pimpinan Yayasan Dwijendar dirasakan tidak bisa memimpin dunia pendidikan dengan baik. Padalah tugas para dosen bisa mengajar dan memberikan pendidikan yang baik sesuai tokposinya. Kok malahan kami para dosen juga di tahan oleh para penjaga tidak diberikan izin masuk dan mengajar.
"Kami selaku dosen pastinya merasa kecewa sekali, sebab banyak mahasiswa dari berbagai Jurusan dan Program Studi (Prodi) tidak bisa mengikuti pelajaran sebagaimana biasanya," pungkas Gede Sudana salah satu dosen Dwijendra.
Ketua Yayasan yang baru, I Ketut Wirawan bersama para dosen-dosen berniat baik yakni keinginan untuk melakukan persembahyangan bersama, namun pintu masuk di kunci oleh para penjaga. Kalau bagi saya tidak diberikan izin masuk masih bisa toleransi, namun bagi mahasiswa tugasnya belajar untuk menuntut ilmu. Kok justru tidak diberikan izin masuk, dan ini bukan hari libur.
"Maksudnya apa mereka tidak memberikan dosen dan mahasiswa izin masuk. Ini kampus bukan milik Ketua Yayasan Dwijendra I Made Sumitra Candra Jaya, namun milik masyarakat Bali," jelasnya. (DN - Bdi)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com