Oleh pendiri waktu itu, para pejuang yang telah gugur melawan penjajah dengan semangat “banteng kedaton”, sehingga dibangun tugu Banteng Kedaton. Simbol semangat para pejuang yang dilukiskan dengan patung ”Banteng Kedaton” itu, namun karena peristiwa sejarah di era 1970-an, sehingga dirobohkan dan diganti seperti yang ada sekarang ini.
Namun, banteng kedaton yang menjadi penyemangat Taman Bahagia puluhan tahun itu, ternyata masih hidup secara “niskala”. Sebab, setiap saat banteng itu muncul bergerak di sekitar Taman Pahlawan, hingga seputaran jalan Bisma mengelilingi rumah-rumah dan bangunan gedung SMPN 6 Singaraja itu.
Taman Bahagia Curastana adalah sebuah makam pahlawan yang dipergunakan untuk pemakaman para pejuang pada masa revolusi fisik di Buleleng atau masa sekarang yang mempunyai jasa bagi Negara Republik Indonesia. Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada Taman Bahagia Curastana, antara lain patriotisme, nilai nasionalisme, nilai persatuan, dan nilai religius. Setiap perjuangan dari pahlawan yang mempertahankan kemerdekaan pada masa revolusi fisik di 1945-1950.
Taman Bahagia Curasthana, sebenarnya adalah rangkaian dari pemindahan abu para pejuang setelah pengabenan jenazah para pahlawan yang diadakan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sehingga fungsi Taman Makam Pahlawan Curasthana itu hanya sebagai Tugu Peringatan untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Sekaligus juga untuk mengingat kembali Revolusi 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, maka dibangunlah Taman Makam Pahlawan ini.
Made tirthayasa.--
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com