Buleleng, Dewata News. Com — Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian tengah mencoba untuk membudidayakan talas kuning untuk dijadikan salah satu komoditi bahan pangan pokok di Kabupaten Buleleng, sehingga dapat menguatkan dan mengurangi kerawanan ketahanan pangan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Ir.Nyoman Genep, MT mengungkapkan, bahwa budidaya talas kuning memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas kuning dan menjadi ciri khas talas ini.
Sebelum memberikan bibit talas kuning kepada masyarakat, Dinas Pertanian terlebih dahulu melakukan Demplot atau Demontration Plot talas kuning tersebut sebagai penyuluhan kepada petani, dengan cara membuat lahan percontohan, di Subak Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada.
Sebelum memberikan bibit talas kuning kepada masyarakat, Dinas Pertanian terlebih dahulu melakukan Demplot atau Demontration Plot talas kuning tersebut sebagai penyuluhan kepada petani, dengan cara membuat lahan percontohan, di Subak Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada.
Kegiatan Demplot yang dilakukan dengan menanam talas kuning ini di atas lahan seluas 1 hektar. Setelah beberapa bulan, kini talas kuning tersebut sudah memasuki masa panen. Dari lahan 1 hektar, Pemkab Buleleng berhasil mengumpulkan 20 kwintal talas kuning.
”Demplot ini dilakukan untuk merangsang minat petani untuk membudidayakan talas kuning. Nantinya petani bisa melihat dan membuktikan hasil panen dan pemasaran dari talas kuning tersebut”, jelas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Nyoman Genep di Singaraja pada hari Jumat (09/11).
Genep menjelaskan, demplot ini akan terus dilaksanakan untuk menarik minat petani. Setelah petani berminat, Dinas Pertanian akan memberikan bibit kepada masyarakat.
“Talas kuning ini bisa dijadikan bahan makanan kering dan basah, sehingga pasarannya tidak ada kendala,” ungkapnya.
Genep juga mengatakan, petani talas di Kabupaten Buleleng sudah hampir punah. Ini menyebabkan ketersediaan pangan non beras di Kabupaten Buleleng jadi berkurang. Menurutnya, talas juga merupakan kebutuhan pokok selain beras.
“Setelah berhasil, nantinya talas ini akan diolah oleh Kelompok Wanita Tani (KWT), sehingga bisa menjadi nilai tambah dalam pemasaran,” katanya. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com