Denpasar, Dewata News. Com - Calon legeslatif (caleg) DPRD Bali dapil Kota Denpasar dari Partai NasDem nomor urut 5, I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya akrab disapa Gung Ronny mengatakan, selama ini Bali secara keseluruhan sering di dengungkan sebagai destinasi wisata terbaik di dunia. Bahkan, kegiatan internasional kerap kali dilaksanakan di Bali. Namun ada yang dirasakan berbeda dengan kunjungan wisatawan asal Tiongkok dibandingkan wisatawan lainya yakni wisatawan asal Tiongkok bisa menginap dengan harga murah.
“Jika dilihat kondisi tersebut, layaknya Bali dimata wisatawan tidak ada nilai jualnya,” ujar Gung Ronny, Selasa (16/10).
Menurutnya, beberapa tokoh pelaku pariwisata yang menangani wisatawan asal Tiongkok merasa geram. Apalagi wisatawan yang paling banyak mengunjungi Bali adalah wisatawan asal Tiongkok. Namun, dilihat dari tingginya kunjungan wisatawan asal Tionggok ini justru memunculkan pro-kontra dikalangan pelaku pariwisata dengan muncul isu tentang Bali dijual dengan harga murah.
“Pasalnya, Bali dijual dengan harga murah di Tiongkok oleh agen-agen tertentu seperti tiket pesawat pulang pergi termasuk menginap di hotel selama 5 hari 4 malam hotel hanya dihargai Rp 600 ribu yang dikhusukan hanya untuk wisatawan asal Tiongkok saja, apa itu tidak murah sekali namanya,” terang Gung Ronny.
Dijelaskan, Kalau dulu wisatawan Tiongkok tikep peseta pulang pergi, menginap 5 hari 4 malam di hotel harganya Rp 2 Juta. Sekarang harganya cuman Rp 600 ribu, apa gak salah memasang tarif. Ini yang musti segera diambil tindakan oleh instansi terkait yakni Dinas Pariwisata Bali agar tidak memunculkan pro-kontra dikalangan pelaku pariwisata dikemudian harinya.
“Sebenarnya wisatawan asal Tiongkok bisa datang dan menginap di hotel dengan harga murah dikarenakan ada yang mensubsidikan dana,” jelasnya.
Lebih jauhnya, Gung Ronny juga menambahkan, kalau dana yang disubsidi berasal dari pengusaha asal Tiongkok yang sudah lama mengembangakan usaha seperti art shop dan beberapa toko lainya di Bali yang selama ini tidak tersentuh keberadaanya oleh pemerintah. Karena usaha art shop yang dimiliki oleh pengusaha asal Tiongkok inilah yang kemudian mensubsidi wisatawan asal Tiongkok untuk bisa datang ke Bali dengan merealisasikan tiket pesawat pulang pergi, menginap di hotel selama 5 hari 4 malam dengan harga murah.
“Jika terus dibiarkan kondisi seperti ini berlarut-larut, maka pemasukan buat Bali di sektor pariwisata tidak ada. Lantas kalau sudah begi keuntungan yang di dapat Bali apa,” tambahnya.
Kemudian Gung Ronny juga berharap, agar hal seperti ini tidak terulang lagi. Ini demi Bali, demi kesejahteraan dan kemajuan Bali kedepanya. Apalagi selama ini yang ironisnya lagi, wisatawan asal Tiongkok datang ke Bali berbelanjanya hanya diseputaran toko atau art shop milik pengusaha Tiongkok saja.
"Jadi otomatis perputaran duitnya disitu saja, nah buat pemasukan Bali otomatis tidak ada. Memang kunjungan wisatawan Tiongkok tinggi datang ke Bali, namun kalau tidak bisa memberikan kontribusi buat Bali untuk apa. Semoga masalah seperti ini segera bisa diatasi oleh intansi terkait yakni Dinas Pariwisata Bali, jangan sampai muncul adanya praktek nakal yang dilakukan oleh beberapa agen-agen tertentu. Ini demi kemajuan Bali kedepanya terutamanya di sektor pariwiata," imbuhnya. (DN - Bdi)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com