Denpasar, Dewata News. Com - Menjelang Pemilihan Legeslatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 mendatang, para kandidat tampak sudah mulai pasang aksi dan tebar pesona untuk mulai menggaet dukungan. Salah satu tokoh politik yang juga pengamat politik asal Sanur, I Made Arjaya saat dijumpai disebuh rumah makan di Denpasar membagikan tips kepada caleg pemula tentang bagaimana cara menggaet dukungan dari masyarakat.
“Caranya para caleg harus lebih banyak menggunakan waktunya dengan sering mendekatkan diri ditengah masyarakat,” ujarnya, Senin (8/10).
Pada kesempatan tersebut, Arjaya juga menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas dan memilih caleg yang baik. Artian memiliki track record atau cacatan yang baik dari caleg yang akan dipilih nantinya. Kemudian dalam menggunakan hak suaranya, masyarakat juga harus jeli kendatipun caleg incumbent membawa dana bantuan sosial (bansos), itu bukan uang DPR melainkan uang rakyat. Dan yang menjadi catatan kepada masyarakat, yang membawa bansos itu juga harus dinilai oleh masyarakat.
“Uang bansos itu uang rakyat, bukan uang bagian dari DPR. Dewan hanya memiliki kewenangan untuk mendistribusikan saja,” jelasnya.
Sementara terkait pemanfaatan media sosial (medsos) sebagai sarana untuk berkampanye, menurutnya itu adalah hal yang sah-sah saja. Apalagi sudah diakui pemanfaatan medsos tersebut yang tertuang dalam peraturan KPU.
“Para caleg yang sekarang sesungguhnya bisa berbangga, sebab lebih mudah untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri ditengah masyarakat dengan adanya medsos,” sebutnya.
Kendatipun demikian, di medsos itu sendiri tidak cukup. Namun perlu pendekatan secara face to face ataupun, person to person, mengingat one man one vote.
“Untuk caleg baru, saran saya kalau mau terkenal di desa atau di daerahnya, kritisi kebijakan desa, kecamatan, dan lainya yang menyangkut kemajuan serta kesejahteraan masyarakatnya,” terangnya.
Ditambahkan, langkah tersebut untuk menambah great elektabilitas dari caleg itu sendiri. Karena jika ikut-ikutan dengan kekuasaan atau caleg yang sudah jadi yang mengandalkan bansos semata, maka elektabilitas dari caleg itu sendiri tidak akan naik.
"Caleg ini turun menjadi dewan yang berfungsi untuk mengkritisi kebijakan, checks and balance. Sebenarnya secara teori, fungsi dewan adalah sebagai controlling, monitoring, and budgeting. Jadi intinya, kalau ingin bisa terpilih harus berani vocal dan berani mengkritisi," imbuhnya. (DN - Bdi)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com