Denpasar, Dewata News. Com - Satu lagi dosen Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP PGRI Bali berhasil meraih gelar Doktor atas nama Dr.Drs. I Wayan Sudiarsa, M.Stats. Kesuksesan ini dikatakan pria kelahiran Gianyar 18 April 1960 tersebut berkat bimbingan promotor Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, M.Si, Dr. Suhartono,S.Si, M.Se, dan Santi Wulan Purnami, S.Si., M.Si, Ph.D di Fakultas Matematika, Komputasi dan Sains Data ITS Surabaya.
“sudah bisa dinyatakan lulus meraih gelar Dokter pada kajian bidang statistik yang diaplikasikan dalam studi kasus tentang Model Produksi Padi di Provinsi Bali” ujar suami dari Ni Ketut Martini, SE yang lulus dengan predikat sangat memuaskan, Senin (27/8).
Bahkan menurut Sudiarsa, keberhasilan meraih gelar Doktor juga mendapat respon positif dari Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali, Drs. I Gusti Bagus Arthanegara, SH, M.Pd dan Rektor, Dr. I Made Suarta, SH,M.Hum dengan diberikan kenang-kenang yang diterima pada saat pelantikan Rektor IKIP PGRI Bali masa bhakti 2018-2022 diruang auditorium Redha Gunawan pada tanggal 25 Agustus 2018.
Ayah tercinta dari Putu Ayu Mirah Mariati, S.Si, M.Si, Ni Made Sukma Sanjiwani, S.Si, M.Si, dan Ni Komang Indra Makayani, ST ini menjelaskan Model Produksi Padi di Provinsi Bali yang dimaksud adalah model gabungan deret fourier dan spline truncated dalam regesi nonpamertrik multivariable diterapkan pada permodelan produksi padi di Provinsi Bali dengan variable yang mempengaruhi luas panen, curah hujan, suhu udara, dan kecepatan angin.
“Dimana hasil estiminasi pada permodelan ini memberikan akurasi yang cukup baik dengan nilai R2=97,22%n atau sangat sesuai untuk digunakan dalam memodelkan produksi padi di Provinsi Bali,”jelasnya.
Lanjutnya, peningkatan luas panen tidak dapat dipisahkan dari luas lahan yang ada di Provinsi Bali. Kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemrov) Bali untuk meningkatkan produksi padi harus membuka lahan baru yang bisa dijadikan lahan pertanian. “Disamping itu pula Pemrov Bali menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mengalih fungsikan lahan pertanian yang selama ini dijadikan pemukiman dan hotel demi peningkatan produksi padi,” imbuhnya.
Kemudian, Pemrov Bali juga harus rutin dalam memberikan penyuluhan kepada petani, bahwa dalam sistem panen padi agar pemperhatikan juga faktor iklim yang menyangkut curah hujan , suhu udara, dan kecepatan angin. Diharapkan melalui penyuluhan ini, petani Bali khususnya organisasi subak untuk memahami dan mengerti tentang pola tanaman padi.
“Biasanya kebijakan lainya yang dapat dipertimbangkan yaitu melakukan pola tanam dalam 1 tahun sebanyak 3 kali dengan rincian 2 kali menanam padi dan 1 kali menanam palawija,” harapnya.
Ditambahkan, permodelan produksi padi di Provinsi Bali juga harus mempertimbangkan variabel predictor luas panen, curah hujan, dan kecepatan angin misalnya penelitian awal mengindikasikan bahwa luas panen memilki pola perubahan berulang pada setiap interval. Sedangkan curah hujan, suhu udara, dan kecepatan angin memiliki pola perubahan yang berulang pada setiap interval.
"Oleh karena itu, dalam pemodalan produksi padi di Provinsi Bali tersebut pola perubahan yang berada pada variabel prediktornya perlu dipertimbangkan dengan menggunakan metode estimasi yang berbeda,” tambahnya. (DN - Bdi)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com