Gianyar, Dewata News. Com - Selama empat hari Ubud Royal Weekend 2018 di gelar di Museum Puri Lukisan Ubud, Gianyar. Berbeda dengan tahun sebelumnya di tahun kelima ini menyajikan bukan sekedar produk, tetapi juga culture, yang menjadi bamper terkenalnya Ubud di mata dunia, ikut dipersembahkan.
Dimulai 19 hingga 22 Juli, didalamnya termasuk menyajikan kuliner lokal hingga sarasehan bedah lontar, seminar dengan peserta kalangan muda Bali, inipula yang membedakan Ubud Royal Weekend tahun ini tidak hanya berorientasi bisnis, namun senil, ilmu kepuasan konsumen dan memiliki nilai bagi masyarakat.
Adanya kolaborasi budaya, sekaligus juga merubah kesan marketing yang seolah-olah hanya berujung uang, di URW, ajang melihat perjalanan ubud yang mengangkat budaya menjadi ikon utama yang dinanti dan cari wisatawan.
Tidak hanya itu gelaran Ubud Royal Weekend juga diharapkan berdampak pada keterlibatan wiraswasta baru terutama kalangan muda. Mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, menjadi salah satu tujuan, regenerasi pelaku wiraswasta di bumi seni Gianyar dan Ubud khususnya. Disisi lain Industri pariwisata masih menjadi salah satu sumber utama pendapatan negara, lebih-lebih bagi masyarakat lokal.
Alasan Inipula kearipan lokal yang terus disajikan sexara iklas, menjadi lahan yang paling tepat untuk dikembangkan, termasuk menjadikan museum sebagai pusat pendikan perjalanan kehidupan, dan budaya, yang memberi nilai tambah bagi warganya.
Lebih-lebih saat ini, Pulau Dewata, Bali tetap menjadi destinasi utama para wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus), Ubud, Gianyar, salah satunya.
Tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorde Gede Raka Sukawati, yang juga lebih terkenal dengan arsitek wadah ( bade ) raksasa, perjalanan pariwisata akan berjalan alami, dan bahasa marketing dengan pemahaman lokal genius memunculkan aura yang sekaligus menjadi daya tarik wisatawan," jangan salah artikan bahasa marketing, itu bagian datti mempertahankan budaya, memunculkan taksu pariwisata ubud ", katanya.
Berdasarkan data tersebut posisi Bali masih sangat kuat dalam menghadirkan cultural tourism di Indonesia. Meskipun dengan kemajuan ekonomi dan berbagai aktivitas modernisasi, wilayah Bali masih tetap menjaga tradisi luhurnya. Dan, Ubud merupakan salah satu wilayah yang bersinergi membangun daerahnya sekaligus memperkuat tradisi dan budaya lokalnya.
Hermawan Kertajaya yang juga hadir di URW ini sudah yang kelima kalinya dan diharapkan dapat berkontribusi lebih untuk Ubud. Tema tahun ini pun akan membahas mengenai dunia wirausaha (entrepreneurship) yang dikolaborasikan dengan culture dan tourism, "jika perlu tahun depan ke bali di gelar acara ini, saya datang sebagai tamu," ungkapnya.
Dianggap sebagai asset, URW, dapat menjadi pendidikan masyarakat lokal, bisa merasakan, dan mengembangkan budaya yang dimiliki, salah satunya mengubah pandangan masyarakat marketing bukan hanya bermuara pada bisnis, tetapi lebih pada kesadaran pentingnya menjalankan tradisi dan budaya secara tulus. (DN - Cin)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com