Denpasar, Dewata News. Com - Kondisi Gunung Agung akhir-akhir ini yang kembali mengeluarkan hembusan asap dan abu, menjadi kekawatiran Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga selaku Ketua Badan Pengelola Kawasan Besakih. Pemerintah belum berani untuk menyatakan kawasan besakih ditutup atau tidak karena situasi dan kondisi belum pasti, sedangkan Pura Besakih merupakan tempat yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Hindu Bali. Kegiatan di Pura Besakih akan terus berlangsung setiap hari, begitu juga wisatawan masih terus berkunjung ke Pura Besakih. Oleh sebab itu Manajemen Operaional Pra Besakih harus terus berkoordinasi dengan BVMPG, agar segala info tebaru bisa diketahui.
Hal itu disampaikannnya pada saat menerima audiensi Manajemen Operasional Pura Besakih di ruang kerjanya, Rabu (4/7). Wagub Sudikerta yang didampingi Assisten I, Dr. Ida Bagus Kade Subhiksu juga berharap, kondisi Gunung Agung akan tetap stabil, dan tetap aman terkendali. Karena dampak dari isu Gunung Agung yang beraktifitas, tidak hanya berdampak fisik di daerah sekitar, tetapi juga akan berdampak pada kehidupan social ekonomi seluruh masyarakat Bali khususnya pariwisata.
Sementara Plt Manager Manajemen Operasional Pura Besakih, I Wayan Ngawit, menyampaikan bahwa sampai saat ini Pura Besakih tetap buka. Hebusan asap dan abu sama sekali tidak berdampak pada aktivitas di Pura Besakih dan sekitarnya karena asap hembusan mengarah ke Barat dan tidak berpengaruh terhadap aktivitas di Pura Besakih. Masyarakat yang tangkil karena rangkaian upacara keagamaan tetap bisa bersembahyang dan melakukan prosesi hanya saja kunjungan wisatawan terjadi penurunan sampai 50%.
Penduduk di kawasan Besakih masih tetap berada di desanya masing-masing dan tidak mengungsi hanya 2 (dua) desa yang mengungsi yaitu Desa Temukus yang jaraknya 3,5 KM dan Desa Kesimpar yang berjarak 4 km dari puncak Gunung Agung. Alasan mereka mengungsi juga akibat akses menuju ke Desa tersebut harus melewati sebuah sungai tempat mengalirnya lahar dari puncak Gunung Agung, sehingga mereka takut kalau terjadi hujan dan air sungai meluap, desa mereka akan terisolasi dan akan sangat sulit untuk mendapatkan bantuan, makanya mereka memilih mengungsi mendahului ke tempat yang aman, pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com