Denpasar, Dewata News. Com - Saat ini generasi muda Bali enggan menekuni dunia pertanian yang disebabkan oleh beberapa faktor, dan salah satunya masalah faktor pendapatan yang masih kalah jauh dengan dunia usaha lain. "Selain itu, banyak orang Bali ingin bisa menjadi pejabat, politisi, atau bisnis lainnya. Itupun dikarenakan hanya faktor gengsi semata," ujar Anggota DPR RI Nyoman Dhamantra saat ditemui Minggu (29/7) di Dhamantra Centre.
Karena itu untuk menggairahkan generasi muda mau bertani, maka salah satunya adalah bagaimana sektor ini bisa mengangkat gengsi pelakunya. Selama ini kesan bertani selain hasil yang dirasakan tidak begitu memadai juga profesi itu dianggap kurang bergengsi. Apalagi masih ada pandangan jadi petani kerap berkubang dengan lumpur. Minimnya pendapatan dari bertani, menurut Dhamantra memang masuk akal. “Pasalnya dengan lahan terbatas serta harga jual yang tak stabil dan relatif rendah akan sangat mempengaruhi pendapatan petani,” terangnya.
Lanjutnya, beda ketika masyarakat Bali bisa bekerja di sektor lain seperti pariwisata yang hasil pendapatanya jauh di atas pendapatan petani. Jika dilihat dari berbagai sisi, maka pekerjaan seorang petani bukan semata-mata untuk dijadikan sebuah usaha bisnis, namun dibalik usaha pertanian itu ada nilai budaya yang selama ini menjadi salah satu andalan Pariwisata Bali. “Kalau pertanian terus menyusut, bukan hanya masalah budaya juga tanah pertanian akan ikut tergerus,” ucapnya.
Padahal pertanian bisa rasakan masih membuka lapangan kerja yang cukup luas. Sebagai mantan pebisnis, Dhamantra melihat kondisi pertanian masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan, bahkan menjadi industri yang menjanjikan seperti sektor lainnya sepanjang dikelola secara baik. “Intinya, pertanian nantinya bisa dikembangkan menjadi sebuah industri dengan menggandeng pihak ketiga yakni pengusaha," jelasnya.
Ditambahkan, masyarakat Bali sejak dulu terkenal dengan budaya gotong-royongnya. Karena dengan budaya gotong-royong itu banyak hal bisa dibangun. "Sekarang tinggal menghidupkan kembali budaya tersebut, sebab dengan budaya gotong-royong yang diterapkan oleh masyarakat Bali. Saya yakin pertanian akan bisa maju, dan tak perlu ada warga petani yang harus bertransmigrasi untuk mencari usaha lainya. (DN - BdI)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com