JAKARTA - "Dengan titik tolak sistem zonasi maka kia harus mampu melakukan peningkatan kualitas pendidikan secara merata. Dan fasilitas pendidikan secara merata. Karena itu pelaksanaan sistem zonasi membutuhkan komitmen yang tinggi dari pemerintah pusat dan daerah." Demikian disampaikan pengamat pendidikan My Esti Wijayanti dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Zonasi Sekolah Untuk Pemerataan" bertempat di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Esti menambahkan bahwa pemerataan fasilitas termasuk SDM terkait tenaga kependidakan menjadi bagian yang harus dilakukan secara bertahap merata di seluruh Indonesia.
"Problemnya yang besar memang bukan di daerah terpencil justru di kota besar, " tukas Esti yang juga menjadi Anggota DPR RI Komisi X: Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, Olahraga, Perpustakaan.
Menurutnya, sistem zonasi merupakan sistem yang baik dan bisa kita lakukan secara lebih luas. "Pelaksanaan unuk tahun ini cukup baik," tambahnya.
Selanjutnya Esti menambahkan, ketika bicara zonasi tidak hanya bicara kedialan sosial bagi selurh masyarakat Indonesia tapi juga keadilan sosial yang adil dan beradab. Serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem zonasi ini bagian untuk mewujudkan ruang memberikan keleluasaan bagi mereka yang tidak mampu untuk masuk untuk mendapatkan akses pendidikan yang memadai.
Paradigma yang berkembang sekarang ini adalah paradigma yang menilai kualitas pendidikan semata mata dari nilai hasil ujian.
"Kita tidak bisa selalu mengatakan bahwa kualitas sekolah ini bagus karena hasil UN-nya bagus. Sementara kita tahu bahwa siswa di sekolah tersebut sedari awal mendapatkan NEM-nya tinggi. Paradigma ini harus kita benahi. Dan saya sepakat hasil UN tidak bisa menjadi salah satu parameter pokok dalam menetukan anak tersebuu diterima di sekolah mana," tegasnya.
Turut hadir dalam FMB 9 kali ini antara lain Mendikbud Muhadjir Effendy dan Anggota Komisioner Ombudsman RI Ahmad Su'adi.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com