Buleleng, Dewata News. Com — Kesenian empat etnis yang ada di Kabupaten Buleleng akan mewarnai acara pembukaan Buleleng Festival (Bulfest) VI yang dihelat 02 – 06 Agustus 2018. Gelaran kesenian empat etnis yang akan tampil secara masal dengan melibatkan 300 sampai 350 orang itu mengapliaksikan Bulfest VI-2018 ”The Spirit of Prularisem”.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng Putu Tastra Wijaya, M.M mengatakan, selain kesenian tradisional, dalam pameran berlangsung kasanah ragam resep kuliner dari beberapa etnis di Bali Utara akan ditampilkan. Lagi-lagi, materi pameran ini mencerminkan semangat keberagaman untuk mempersatukan diri dalam membangun daerah.
Didampingi Kabid Kesenian Drs. Wayan Sujana, Kepala Disbud Buleleng,Tastra Wijaya mengungkapkan,bahwa penampilan kesenian dari empat etnis itu pentas secara masal di sepanjang Jalan Ngurah Rai, Singaraja.
Untuk mewakili etnis Islam akan dipentaskan garapan seni Burdah dari Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada. Seni yang satu ini merupakan warisan penduduk muslim di Pegayaman yang smapai sekarang tetap dilestarikan.
Burdah ini menjadi unik karena sejak diciptakan para pendahulu di desa ini mengabungkan nuansa kesenian Bali yang mulai berkembang pada Kerajaan Buleleng silam. Keunikan ini adalah pemain Burdah menggunakan buasana bernuansa Bali termasuk beberapa lirik nyanyiannya berbahasa Bali.
“Seni Burdah ini dipilih selain keunikannya sangat relevan untuk mencerminkan spirit prularisem yang dijadikan tema besar dalam bulfest mendatang,” kata Drs.Putu Tastra Wijaya,MM yang sejak Rabu (25/07) dimutasi sebagai Kadis Kebudayaan menjadi Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Setkab Buleleng.
Pada gelaran Bulfest VI-2018 nanti, Kadis Kebudayaan Buleleng Drs.Gede Komang yang mantan Kadis Sosial mendapat tugas ”anyar” dalam proses kegiatan festival tersebut.
Sementara itu, etnis Budha, akan menampilkan atraksi Barongsai. Kesenian warga Tionghua ini di Buleleng tetap lestari dan pementasan tidak saja dalam perayaan Imlek, namun dalam beberapa acara Barangsai selalu ditampilkan.
Sedangkan mewakli etnis Kristen akan diwakili Yayasan Benih Kasih Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak. Untuk etnis Bali ditunjukkan melalui pementasan Baris Gede. Pementasan ini dilakukan oleh seniman dan penabuh dari Sanggar Dwi Mekar, Singaraja.
Tidak cukup dengan menampilkan kesenian tradisional dari etnis saja, namun panitia mengkemas bagaimana implementasi spirit prularisem itu ditunjukkan dalam garapan penggabungan (genre) antara seni Pencak Silat dengan seni tradisional.
“Saat pembukaan akan diawali Tari Legong yang dibawakan Sanggar Manik Utara, kemudian diikuti dengan pementasan seni dari empat etnis tersebut dan ditutp dengan penampilan penabuh Adi Merdangga dari Kecamatan Busungbiu,” jelasnya.
Di sisi lain Tastra mengatakan, tidak cukup seni tradisional untuk mempertontonkan spirit keberagaman. Untuk itu, arena pameran selama Bulfest digelar, semua ragam resep masakan tradisional khas Buleleng akan diberikan ruang untuk berpameran. Resep masakan tradisional itu seperti Siyobak, Blayag, Sudang Lepet, Bubur Mengguh, dan ragamresep kuliner unik lain dan bergizi. (DM ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com