Buleleng, Dewata News Com - Dicopotnya jabatan Putu Singyen sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kab.Buleleng pasca kekalahan Paslon Mantra-Kerta diibaratkan pohon beringin di kabupaten terluas di Bali itu bagai pohon diterpa angin puting beliung.
Kenapa? Karena pencopotan orang nomor satu di Partai Golkar di Gumi Panji Sakti itu dilakukan disaat menjelang perhelatan Pileg & Pilpres 2019.
Dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap perebutan suara rakyat sebagai suara Tuhan pada perhelatan Pileg & Pilpres nanti.
Apakah akan berpengaruh? "Mari kita buktikan pada perhelatan itu nanti", kata Sekretaris DPD Partai Golkar Tingkat II Buleleng, Nyoman Wandira Adi di Singaraja, Minggu (08/07) siang.
Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Buleleng, Nyoman Wandira Adi atas desakan para awak media cetak, media elektronik maupun media online memaparkan proses dicopotnya jabatan Ketua dari Putu Singyen oleh DPP Partai Golkar setelah mendapat persetujuan DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Kamis (05/07).
Wandira Adi berharap fungsionaris. Golkar di semua jenjang hingga tingkat komisaris desa agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam membesarkan partai menuju sukses Pileg & Pilpres 2019.
Pencopotan Singyen sebagai orang nomor satu di Partai Golkar Buleleng, disebut-sebut karena Singyen dinilai tidak pernah aktif selama empat bulan lamanya di kepengerusan partai termasuk hajatan Pilgub Bali 2018 lalu.
Singyen yang menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng periode 2016 sampai 2021 ini dicopot, berdasarkan hasil rapaf DPD I Golkar Bali beberapa waktu lalu, yang dipimpin oleh Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta.
Sebelum pencopotan itu, DPP Golkar sudah menerbitkan surat No. B-1850/GOLKAR/VII/2018 tertanggal 4 Juli 2018, prihal penyampaian hasil rapat Korbid PP Wilayah Timur (Bali, NTB, NTT), prihal permasalahan DPD II Golkar Buleleng.
Dalam surat itu, Singyen diberikan waktu 1 hari sampai 5 Juli 2018 untuk menyelesaikan persoalan yang ada di DPD. Namun hingga 5 Juli 2018, Singyen tidak menghadiri rapat di DPD I Golkar Bali. Hingga akhirnya diputuskan, melalui rapat pleno DPD I Golkar Bali pada Kamis (5/7) malam, Singyen dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Golkar Buleleng, terhitung mulai Jumat (6/7).
Dengan pencopotan itu, maka DPD I Golkar Bali menunjuk politisi Golkar asal Banjar Peguyangan, Kelurahan Astina, Buleleng yang juga pensiunan Birokrat Pemprov Bali, Made Adhi Jaya sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Buleleng, untuk mengisi kekosongan pasca dicopotnya Putu Singyen.
Mantan Asisten Setprov Bali, Adhi Jaya yang sebagai Korwil Buleleng mendapatkan tugas melaksanakan kegiatan DPD II Golkar Buleleng, termasuk menyusunan caleg DPRD Buleleng untuk bertarung di Pileg 2019 dan mendaftarkannya ke KPU Kabupaten Buleleng.
Terkait hal itu, Putu Singyen mengatakan, pencopotan dirinya sebagai Ketua tanpa melalui mekanisme. Bahkan, Singyen mengaku, jauh sebelum pencopotan ini ia sudah sempat mengajukan permohonan pengunduran diri, karena ada masalah keluarga. Namun di internal partai, permohonan itu tidak diizinkan.
"Sekarang belum ada evaluasi, jangan semua disalahkan ke saya soal kekalahan di Pilgub. Memang saya tidak aktif kampanye, tetapi saya membiayai kampanye di Buleleng. Saya memang ada masalah di keluarga, karena itu saya pernah menyampaikan pengunduran diri, tapi saya tidak diizinkan mundur. Tiba-tiba sekarang dicopot dengan alasan tidak aktif," papar Singyen.
Meski begitu Singyen tidak akan mempermasalahkan pencopotan itu. Hanya saja, prosesnya harus melalui mekanisme partai. Karena selama ini, tidak pernah ada pembinaan terkait dengan kesalahannya.
"Harus ada mekanisme partai, tidak serta merta langsung copot tanpa proses," ungkap Singyen dengan nada melawan.
Pencopotan Singyen pun membuat sejumlah kader dan simpatisan Golkar di Buleleng mulai "bergeming".
Mereka tidak menyangka, Singyen bakal dicopot dari posisi jabatannya di Golkar. "Ini jelas akan berpengaruh di Pileg, untuk perolehan suara," ujar salah satu Pengurus Desa (PD) Golkar yang ada di Kecamatan Buleleng.
Dikonfirmasi Pengurus DPD Golkar Bali Korwil Buleleng, IGK Kresna Budi saat dikonfirmasi terkait hal ini mengaku, sedang melakukan pertemuan dengan Ketua DPD I Golkar Bali yang juga Wagub Sudikerta.
"Saya lagi di Denpasar ada pertemuan dengan pak Wagub. Nanti nggih, tiang kabari balik untuk beri penjelasan," jelas Kresna Budi yang duduk sebagai anggota DPRD Bali.
Sementara Sekretaris DPD II Golkar Buleleng, Nyoman Gede Wandira Adi mengaku, sudah menerima SK penunjukan Adhi Jaya sebagai Plt. Ketua Golkar Buleleng, per 5 Juli 2018.
"Pencopotan itu sebagai dari pengamatan di DPP, melalui Korbid wilayah timur. Kalau saya, organisasi sudah berjalan dengan baik. Tetapi semua kan ada yang menilai, itu di tangan DPP," tegas Wandira Adi.
Dengan pencopotan Singyen yang tak lain bos PT. GEB selaku pengelola PLTU Celukan Bawang sebagai Ketua, tentunya akan memiliki dampak besar terhadap proses pencalegan untuk Pileg 2019 dari partai Golkar. Dan kondisi itu tentu akan mempengaruhi perolehan suara Golkar di Pileg 2019.
Wandira Adi yang anggota DPRD Buleleng secara diplomatis mengaku, dimana pengaruh itu bisa positif dan negatif. Sekarang, tergantung kesolidan pengurus partai, kader, dan fraksi Golkar di le. Untuk itu Wandira Adi meminta, agar Plt Ketua Golkar Buleleng yang telah ditunjuk segera turun ke Buleleng melakukan konsolidasi.
"Kesimpulan pengaruh sih ada, bisa positif atau bisa tidak. Tapi saya menilai roda organisasi harus tetap jalan. Saya himbau, seluruh pengurus harus tetap menjaga solidaritas partai, siapapun pemimpinnya itu. Saya juga minta, Plt yang ditunjuk untuk melakukan konsolidasi di internal Golkar Buleleng hingga ke tingkat bawah," pungkas Wandira Adi. (DN - TiR).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com