Terendam Air Danau © foto by Anak Agung Ngurah Girinatha |
Bangli, Dewata News. Com - Dampak dari meluapnya air danau mengakibatkan tanaman holtikultura yang berada ditepi danau batur rugi hingga puluhan juta rupiah. Ini tidak terlepas dari terendam hektaran lahan pertanian milik warga di Desa Buahan Kintamani.Kondisi ini memang terjadi dalam setahun tidak menentu tergantung curah hujan. Demikian disampaikan I Made Permana warga setempat saat ditemui Minggu (18/02).
Permana mengatakan meluapnya air danau disebabkan oleh terjadinya pendangkalan danau batur . Pendangkalan itu sendiri disebabkan oleh longsoran bukit yang ada di sekitar danau . Longsoran berupa materiel berupa batu , tanah , pasir yang hanyut ke danau “ Musibah longsor di Desa Belandingan yang terjadi beberapa tahun lalu juga salah satu penyebab terjadinya pendangkalan , bayangkan ribuan kubik material longsor hanyut ke danau,“ katanya.
Seperti dilansir Bali Kini. Net, selain karena terjadinya pendangkalan , kondisi diperparah lagi dengan membludaknya sampah terutama sampah plastik yang hanyut ke danau . Keberadaan dari sampah plastik ini dibawa oleh air yang berembus dari hulu hingga hilir menjadi penuh sampah bukan semata-mata sampah sepenuhnya dari Desa Buahan saja," tegasnya.
Sementara itu salah seorang petani Jero Nadi saat ditemui diladangnya mengatakan cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini berdampak terhadap produksi tanaman bawang merah.Disamping turunnya hujan deras tanpa henti disertai kabut di wilayah Kintamani membuat petani was-was. Pasalnya, tanaman bawang mereka yang baru saja ditanam terancam membusuk. “Baru saja kami usai menebar benih bawang, namun tidak disangka hujan deras tanpa henti turun. Ini tentunya menjadi ancaman bagi petani bawang,” ungkapnya.
Kata dia, bibit benih bawang yang baru ditanam sangat riskan bila diguyur hujan secara terus menerus. Air hujan yang disertai kabut membuat pertumbuhan tunas akan terhambat sehingga tanaman bawang terancam kerdil. “Hujan deras terus berlanjut serta lahan terus tergenang air maka tanaman bawang terancam membusuk,” ucapnya.
Ditambahkan pula, tanaman bawang yang baru ditanam sekitar sebulan, memang sangat riskan bila diterpa hujan secara terus menerus seperti yang terjadi beberapa hari ini. “Saat hujan turun otomatis kami tidak bisa melakukan penyiraman. Pasalnya penyiraman ini akan mampu menghindarkan daun bawang dari serangan penyakit,” sebutnya.
Dikatakan, musim hujan memang cendrung berdampak buruk terhadap tanaman holtikultura. Jenis tanaman ini memang sangat rentan saat hujan turun deras.
“Biasanya saat air berlebihan, tanaman bawang menjadi subur, namun umbi bawang kecil, berbeda dengan musim kemarau kita sedikit menyiran daunnya tidak begitu subur tapi umbinya besar-besar . Kami memang sudah terbiasa menghadapi kondisi seperi ini. Ini memang resiko yang mesti dihadapi,petani hanya pasrah, merugi telah ada di depan mata mereka. Kami tidak bisa berbuat apa menghadapi fenomena alam seperti ini,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com