Buleleng, Dewata News. Com — Panji Tisna dan Lovina yang adalah legenda cinta kasih (The Legend of Love & Peace) bagi pantai wisata lumba-lumba di laut Utara pulau Dewata, yang sejatinya keduanya tak terpisahkan. Orang-orang mungkin boleh saja melupakannya, tapi Panji Tisna & Lovina bak dua pohon kayu santan yang erat dan hangat berpelukan, akan tetap manunggal dan dikenang selamanya.
Karena itulah Made Tirthayasa yang lebih akrab disapa Cantiryas Boy di era 1970-an mengemas The Legend of Love & Peace itu melalui rangkuman puisi ”Lovina Berselingkuh” ketika pertamakali digelar Lovina Festiva di Pantai Bina Ria, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng. Penampilan bersahaja dari A.A.Panji Tisna yang pernah menjadi Raja Buleleng tetap tersimpan di sanubari Cantiryas Boy disaat-saat mengasuh ruang sastra Sanggar Embun Pagi, RRI Singaraja, karena mendiang Panji Tisna beberapa kali menyempatkan diri datang ke RRI Singaraja.
Ketika memperingati 110 Tahun kelahiran sang Sastrawan Angkatan Pujangga Baru A.A.Panji Tisna di Puri Manggala, Lovina, Minggu (11/08) yang dikemas dalam ”Berbagi Cerita dan Cinta” oleh cucu Panji Tisna, Agung Brawida berlangsung suasana khidmat, nyaman dan sepi, sebagai harapan Perintis Lovina Panji Tisna.
Diwarnai dengan pemotongan tumpeng oleh Agung Brawida yang diserahkan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna, Made Maharani yang mewakili Kadis Kebudayaan Kabupaten Buleleng maupun Ketua BPC PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardika, termasuk Seniman Sastra Made Tirthayasa.
Nuansa peringatan ulang tahun ke-110 A.A.Panji Tisna, sekaligys setahun keberadaan The Little Museum A.A.Panji Tisna yang dihadiri penglisir Puri Agung Singaraja malam itu diperdengarkan nyanyian bersama ”Hello Lovina” Agung Brawida.
Kadis Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna mengakui, bahwa mendiang A.A.Panji Tisna tak terpisahkan dengan Lovina sebagai icon pariwisata di Bali Utara yang memicu kepariwisataan di Kabupaten Buleleng semakin berkembang. Karena itu, pihaknya sudah mengusulkan Lovina sebagai destinasi nasional yang sudah dikenal dunia. Terlebih lagi, pasir hitam maupun lumba-lumba di pantai Lovina masuk 10 besar terbaik di dunia.
Kendati dengan basic pertanian, namun dengan modal NEKAT, Nyoman Sutrisna yang baru setahun ini menjadi Kadis Pariwisata Kabupaten Buleleng tak pernah berhenti menggali dan mempromosikan destinasi pariwisata yang ada di Bali Utara.
Hal senada juga diakui Ketua BPC PHRI Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Suardipa, bahwa pihaknya bersama jajaran pelaku pariwisata senantiasa bersinergi dengan pihak pemerintah dalam mengembangkan destinasi pariwisata di Kabupaten Buleleng.
Seperti diketahui pengarang besar angkatan Pujangga Baru, A.A.Panji Tisna yang lahir tanggal 11 Februari 1908 meninggal dunia akibat serangan jantung tanggal 02 Juni 1978. Mendiang Panji Tisna sempat naik tahta sebagai Raja Buleleng terakhir pada tahun 1944. Juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RIS pada tahun 1950. Hasil karya sastra almarhum yang sempat melambung dan mengangkat namanya sebagai pengarang besar dalam angkatan Pujangga Baru, antara lain Sukreni Gadis Bali, I Swasta Setahun di Bedahulu, Ni Rawit Ceti Penjual Orang. Almarhum juga dikenal sebagai pendiri Perguruan Bhaktiyasa dan Perpustakaan Udiyana Adnyana Bhuwana.
Mengakhiri acara peringatan malam itu, Agung Brawida sekaligus membacakan dua puisi, yakni Surat Gaib kepada Panji Tisna Akhmad Saiful Imron dan Lovina Gede Dharna. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com