Buleleng, Dewata News. Com — Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng mengaktifkan kembali Tim Penanggulangan Bencana RSUD Buleleng. Tim Penanggulangan Bencana bentukan RSUD Kabupaten Buleleng terdiri dari seorang Dokter, 2 orang Perawat, satu satu orang bagian farmasi.
Menurut Direktur RSUD Buleleng, dr.Gede Wiartana, pihaknya akan siap siaga ketika bantuan tim medis dari RSUD Kabupaten Buleleng dibutuhkan saat ada pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan. ”Saat ini, Tim Penanggulangan Bencana RSUD Buleleng tengah melakukan pengecekan terhadap kesiapan segala kebutuhan untuk kegiatan medis, baik itu obat obatan, masker, dan juga peralatan untuk membuat rumah sakit lapangan,” ujar Direktur dr.Gede Wiartana ketika dihubungi di Singaraja, Minggu (24/09).
Ia juga mengungkapkan, peralatan rumah sakit lapangan ini diperlukan ketika nantinya, jumlah tempat tidur yang ada di RSUD Kabupaten Buleleng tidak mencukupi untuk menampung pengungsi dari Karangasem yang membutuhkan bantuan medis. Apalagi, di RSUD Kabupaten Buleleng, saat ini hanya memiliki 336 tempat tidur yang ada di seluruh ruangan rumah sakit.
“Ketika nantinya jumlah tempat tidur itu memang tidak mencukupi, kami akan menggelar rumah sakit lapangan, artinya kami akan memberikan pelayanan kesehatan diluar ruangan yang kami miliki dengan memanfaatkan velbed,” jelasnya.
Gede Wiartana mengatakan, pihak RSUD Kabupaten Buleleng akan selalu bersiaga, jika dibutuhkan untuk memberikan pelayanan ke Pos Pengungsian.
“Jika diperlukan untuk di lapangan, kami selalu siap. Sejauh ini, memang tim dari Puskesmas terdekat yang melakukan operasional di lapangan,” imbuhnya.
Disisi lain, kata dr.Wiartana, keberadaan para pengungsi saat ini pun dibayangi oleh sejumlah penyakit yang bisa mengancam, mulai dari Diare, Demam, atau penyakit lainnya yang ditimbulkan karena kondisi lingkungan disekitar pengungsian.
Karena itu, lanjut dr.Wiartana, antisipasi untuk gejala penyakit itu harus dilakukan sejak dini, dengan memberikan asupan gizi yang baik, termasuk menyediakan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) kepada pengungsi, dan juga makanan yang sehat.
Menurut dr.Wiartana, yang paling rentan terkena penyakit didalam pengungsian itu, yakni anak anak, ibu hamil, dan juga orang tua. Karena itu, ia berharap agar ada pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh Tim Medis dari Puskesmas terdekat.
Kenapa? Kontrol terhadap kesehatan pengungsi itu penting, sehingga sedini mungkin diketahui jika ada yang mengalami gejala gangguan kesehatan, terutama penyakit menular, yang harus dilakukan isolasi, sehingga tidak menyebar kepada yang lainnya. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com