Buleleng, Dewata News.com — SMK Negeri 1 Singaraja diuji kemampuannya untuk mengelola dua budaya berbeda suku, melalui dunia pendidikan. Ditahun 2017 ini, sekolah ini dipercaya untuk mengelola pendidikan berbasis budaya bangsa dengan mendidik anak anak dari Papua.
mengatakan,”Mengingat posisi sekolah ini ada di Bali, ini berarti sekolahnya dituntut agar mampu mencampur ragam budaya yang tumbuh dan berkembang di antara Pulau Dewata dan Papua,” kata Kepala SMK Negeri 1 Singaraja, Nengah Suteja, M.Pd, Jumat (25/08).
Apa yang menjadi niat baik pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, disambut baik oleh Viona, siswa asal Papua yang diberi kesempatan untuk belajar banyak tentang seni budaya Bali.
Demikian pula halnya Naoni, rekan Viona dari Papua. Naoni bertekad bisa memetik nilai lebih dari sistem pendidikan di Bali, termasuk cara mengurai akar permasalahan yang menyangkut dunia pendidikan dengan penguatan kearifan lokal.
Dalam penunjukan sebagai sekolah yang diwajibkan menampung anak-anak Papua untuk dididik di Bali, menurut Nengah Suteja, jumlahnya terbatas. Suteja mengakui, didalam mengelola pendidikan bagi anak Papua tersebut, perlu waktu, kesabaran dan metode tersendiri. Itu penting karena apa yang selama ini didapat di Papua tidak sama dengan yang ada di Bali. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com