Denpasar, Dewata News. Com - Masih cukup tingginya kejadian kekerasan terhadap anak baik tingkat nasional maupun daerah, menunjukkan bahwa upaya untuk membebaskan anak-anak dari segala bentuk jenis kekerasan harus terus dilakukan. Upaya ini tidak bisa hanya dilakukan oleh lingkungan pemerintah semata, namun diperlukan kontribusi nyata dari seluruh pemangku kepentingan baik dari lingkungan terdekat yaitu orang tua atau keluarga, dunia usaha serta masyarakat secara umum, guna meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar khususnya dalam melihat tanda-tanda awal kekerasan terhadap anak. Demikian disampaikan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Bali, Ny Ayu Pastika saat menghadiri acara Peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Bali Tahun 2017, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, pada Kamis (27/07).
“Saya mengajak mseluruh masyarakat untuk membangun kepekaan terhadap munculnya tanda-tanda awal kekerasan terhadap anak. Begitu satu tanda muncul, segera berikan perlindungan. Jangan biarkan anak menjadi korban atau mengalami penderitaan sendiri," ujarnya.
Lebih lanjut, Ayu Pastika menyampaikan bahwa peringatan hari anak yang diperingati setiap tahunnya tidak hanya menjadi simbolis dan euforia sesaat saja, namun dijadikan momentum untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai upaya apa saja yang telah dilakukan selama ini dan sejauh mana upaya tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap penanggulangan kasus kekerasan anak di setiap daerah. “Karena tujuan utama dari peringatan hari anak ini adalah untuk menghormati dan memastikan hak-hak anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang sehat, unggul, ceria dan berkarakter. Jadi kita harus jaga tunas bangsa kita dengan baik," pungkas istri orang nomor satu di Bali ini.
Sementara itu, dalam sambutan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika yang dalam kesempatan tersebut dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Ida Bagus Kade Subhiksu menyampaikan harapan besarnya terhadap anak-anak generasi penerus bangsa sebagai motor pembangunan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Untuk menjaga anak-anak dari segala hak yang seharusnya diperoleh, maka Gubernur Pastika berpesan agar seluruh pemangku kepentingan hendaknya melakukan evaluasi dan memastikan terhadap pemenuhan hak-hak anak seperti hak untuk hidup dan bertahan, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk berpartisipasi dan hak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi.
Selain itu, Gubernur Pastika juga menyampaikan bahwa data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Bali menunjukkan kasus kekerasan terhadap anak masih sering terjadi. Rata-rata 199 anak mengalami salah satu atau lebih dari kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, penelantaran anak dan eksploitasi.
Berkenanaan dengan hal itu, sudah terdapat beberapa kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah Bali yang dirancang peduli dan ramah anak. Untuk itu, dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah baik dari penyediaan wadah hukum maupun berbagai program lainnya, maka Gubernur berharap berbagai usaha itu dibarengi dengan peran aktif dari seluruh pemangku kepentingan di Bali, baik dari keluarga dan masyarakat secara umum demi mewujudkan pembangunan generasi muda yang sehat, cerdas, berbudi pekerti luhur dan berkarakter.
Kepala Dinas PPPA Provinsi Bali, Ni Luh Putu Praharsini melaporkan bahwa dalam rangka pelaksanaan hari Peringatan Anak Nasional, telah dilakukan beberapa rangkaian kegiatan anatar lain: Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Anak di laksanakan di Kabupaten Gianyar, Bangli dan Tabanan. Juga telah menyelenggarakan kegiatan Advokasi Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak; kegiatan Penguatan Pemenuhan Hak Partisipasi Anak dengan Seleksi Duta Anak melalui Mimbar Anak Bali yang telah dilaksanakan dari tanggal 15-17 Juli 2017; kegiatan Bakti Sosial ke Yayasan Kupu-Kupu Bangli dan Kunjungan LAPAS Anak oleh Forum Anak Daerah Provinsi Bali.
Pihaknya juga melaporkan berbagai penghargaan yang telah diperoleh Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota di tingkat Nasional tahun 2017, yaitu sebanyak 14 penghargaan yang diserahkan pada puncak peringatan hari anak nasional di Pekanbaru, Riau pada tanggal 22 Juli lalu. Ia berharap dengan segala bentuk penghargaan tersebut menjadi motivasi tersendiri dari berbagai elemen untuk dapat terus meningkatkan kesejahteraan anak di Bali.
Dalam acara peringatan hari anak yang dihadiri oleh 400 peserta tersebut, juga dilaksanakan acara seminar dengan tema “Perlindungan Anak Dimulai dari Keluarga”, yang diisi oleh narasumber dari Psikolog Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan siswi dari SMA Negeri Bali Mandara, dipandu siswa dari SMA Negeri 3 Denpasar, dan juga Pengukuhan Forum Anak Daerah (FAD) Bali periode tahun 2017-2019 yang diketuai oleh Ade Agus Kusuma Putra.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com