Denpasar, Dewata News. Com - Berbagai aspirasi yang disampaikan masyarakat di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) merupakan salah satu bentuk kecintaan terhadap tanah air. Demikian disampaikan siswa SMK Negeri 1 Denpasar I Gede Wahyu Kusuma saat berorasi di PB3AS, Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Minggu (30/7) pagi. Siswa kelas XII ini menyampaikan bangsa ini tidak akan ada dan bertahan sampai hari ini tanpa adanya rasa cinta tanah air. Ia menambahkan kunci kemajuan bangsa ini ada di generasi muda. Ia menyayangkan misalnya ada kasus pembunuhan terhadap anggota TNI yang dilakukan oleh anak muda. Menurutnya itu merupakan tindakan yang salah alamat dan seharusnya kebencian itu disalurkan kepada musuh yang sebenarnya seperti terorisme, narkoba dan lain sebagainya. “Tugas kita sebagai generasi muda untuk membentuk masa depan bangsa,” ujarnya. SMK Negeri 1 Denpasar sendiri berhasil meraih juara dalam lomba Parade Cinta Tanah Air. Selain berorasi Gede dan kawan-kawan dari SMK Negeri 1 Denpasar bersama dengan Ikatan Alumni Bela Negara dan Ikatan Alumni Parade Cinta Tanah Air Provinsi Bali tampil menyanyikan Mars Bela Negara.
Pejabat PTP Kemenhan Provinsi Bali Kolonel Budi Astawa mengharapkan semangat yang disampaikan dalam mars Bela Negara bisa terus ditularkan dan disosialisasikan ke masyarakat. Ia mengibaratkan anak-anak ini sebagai bibit yang akan terus berkembang menjadi pohon pelindung seperi pohon beringin. Untuk itu ia mengajak masyarakat, khususnya generasi muda tidak terjebak hanya menjelek-jelekkan pemimpin. Sebaliknya ia berharap pemimpin diambil baiknya dan didukung sembari didoakan agar memimpin dengan baik sehingga masyarakat bisa bersatu.
Warga masyarakat Nyoman Ledang Asmara juga menyayangkan apabila diantara sesama masyarakat saling bersitegang sehingga menyebabkan bentrok antar saudara. Itu sebabnya Ia berharap ada semacam pembinaan untuk kesatuan bangsa dari pemerintah.
Tak terkecuali Nyoman Wisnaya mengajak warga Bali untuk menyambut pesta kemerdekaan di bulan Agustus ini. Menurutnya ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan jiwa nasionalisme sekaligus persatuan dan kesatuan bangsa.
Salah satu alumni Bela Negara Alberto Dacosta mengajak masyarakat untuk berhati-hati menjelang tahun politik. Menurutnya masyarakat harus mencari orang-orang yang punya jiwa nasionalisme yang kuat. Ia juga berharap para politisi dan masyarakat mengutamakan keamanan dan kenyamanan masyarakat pada tahun politik tersebut.
Penulis Buku I Nyoman Putra, S.Ag, M.Ag menyampaikan bahwa revolusi mental akan berhasil apabila mental anak anak diisi dengan kerohanian tidak hanya keduniawian. Untuk itu ia mengajak masyarakat khususnya yang beragama Hindu untuk beryadnya dan melantunkan Gayatri Mantram setiap hari.
Dari Pemerintah Provinsi Bali ada Kepala Bagian Tata Laksana Biro Organisasi Setda Provinsi Bali Ir Ida Ayu Ratnawati yang menyampaikan pentingnya pelayanan publik dewasa ini. Ia menyampaikan kualitas pelayanan publik di Pemprov Bali terus meningkat seiring dengan adanya kemauan dari OPD untuk berubah pasca adanya penilaian dari Ombudsman. Bahkan cukup banyak OPD yang sudah berada di tingkat kepatuhan tinggi. Selain itu untuk mendukung pelayanan yang lebih baik Pemprov Bali terus mengikuti Lomba Inovasi yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat. Hasilnya pada tahun 2016 Inovasi yang dilakukan RS Mata Bali Mandara berhasil masuk ke Top 35 Nasional. Bahkan di Tahun 2017 ini tercatat 3 dari 8 Inovasi yang diajukan Pemprov Bali masuk ke dalam Top 99, termasuk salah satunya PB3AS, selain SMA Bali Mandara dan Simantri dimana ketiganya merupakan gagasan Gubernur Made Mangku Pastika.
Tak lupa menanggapi aspirasi yang disampaikan minggu sebelumnya, AA Indra Wirawan dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Rakyat Provinsi Bali menyampaikan tentang zonasi perumahan yang sudah diatur dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali dan secara detil ada di RTRW Kabupaten/Kota. Untuk itu kepada pengembang dan masyarakat untuk memperhatikan RTRW tersebut sebelum mendirikan bangunan. Selain itu dari target 5000 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, saat ini sudah terealisasi 3500 rumah dan 2000 diantaranya sudah terbangun, diantaranya di Buleleng dan Karangasem. Menurutnya hal ini terjadi karena harga tanah di daerah tersebut memungkinkan pengembang mendirikan rumah seharga 141 juta rupiah ini. Karena program pemerintah ini untuk masyarakat berpenghasilan rendah maka syaratnya harus ditempati dan bukan untuk investasi. Ia berharap masyarakat berhati-hati karena banyak di lapangan yang meniru gaya program ini dengan istilah rumah Jokowi. Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi silakan menghubungi dinas terkait yakni dinas perumahan dan pemukiman, tutupnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com