Kegiatan Spektakuler membaca geguritan Jayaprana di Pasraman Pasir Ukir, Desa Pakraman Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dalam sehari penuh yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Bali, bahkan di Indonesia.
Penggagas sekaligus inisiatif kegiatan membaca geguritan Jayaprana Satu Hari Penuh, beberaopa waktu lalu itu, adalah Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H, yang juga pendiri Pasraman Pasir Ukir di Desa Pedawa. Kenapa? Kadek Satria mengungkapkan, acara ini digagas atas inisiatif untuk pelestarian budaya, agar tradisi mebebasan itu hidup lagi.
“Selain sebagai pelestarian tradisi mebebasan, kegiatan ini juga digelar untuk menteladani dan memakanai kisah Jayaprana yang di dalamnya termuat ajaran tentang subakarma (perbuatan baik) dan Asubhakarma (perbuatan tidak baik),” ungkapnya disela-sela penyelenggaraan simkrama Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Wantilan Desa Pedawa, Sabtu (29/07).
Menurut Kadek Satria, ajaran tersebut mengajarkan pelaksanaan perilaku baik yang akan memperoleh penyatuan (moksa) dengan Tuhan, sementara jika melalukan perbuatan buruk akan memperoleh kelahiran kembali secara berulang-ulang sebagai proses reinkarnasi.
Seperti diketahui, bahwa kisah Jayaprana bagi masyarakat Buleleng juga sudah melekat dan telah menjadi bagian dari masyarakat Buleleng. “Jayaprana memiliki cerita dan mitologi yang sangat lekat di hati masyarakat Buleleng, kisah ini setara dengan kisah Romeo dan Juliet di Eropa,” kata pria yang juga akademisi UNHI Denpasar.
Geguritan Jayaprana yang bersumber dari lontar Jayaprana dibaca dan dinyanyikan sekaa Santi Jati Luwih beranggotakan generasi muda yang merupakan salah satu kegiatan binaan Pasraman Pasir Ukir. “Ini juga menarik, sebagaian besar penyanyi merupakan generasi muda,” kata Satria.
Adapun geguritaan Jayaprana yang dibaca terdiri atas 179 bait. Semua bait geguritan dilantunkan dengan tembang pupuh Ginada Jayaprana.
Kegiatan yang belum pernah digelar di Buleleng ini juga mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten Buleleng, seperti kehadiran Kepala Dinas Kebudayaan Putu Tastra Wijaya. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com