Karangasem, Dewata News. Com - Yadnya merupakan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa secara tulus dan ikhlas. Oleh karena itu, yadnya hendaknya dilaksanakan secara sederhana sesuai dengan kemampuan diri masing – masing, sehingga setelah pelaksanaan yadnya selesei tidak menimbulkan masalah. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat menghadiri Upacara Dewa Yadnya di Pura Kawitan Pasek Celagi, Desa Pakraman Pedahan Kaja, Kecamatan Kubu, Karangasem, Minggu (9/7).
“Saat ini banyak upacara yang dilaksanakan secara besar – besaran dalam pembiayaan sehingga menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu yang mengeluh, oleh karena itu hendaknya yadnya dilaskanakan secara sederhana sesuai dengan kemampuan kita,”jelasnya, mengingat saat ini banyaknya dana yang dikeluarkan oleh masyarakat saat melaksanakan yadnya berujung pada munculnya masalah – masalah sosial yang semakin berkembang di masyarakat. “Jangan sampai kedepan, masyarakat hindu semakin berkurang sedangkan pura semakin banyak sebagai akibat mahalnya pembiayaan pelaksanaan yadnya,”imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut Sudikerta juga menyampaikan bagaimana caranya beryadnya yang sederhana. Persembahan yadnya yang dihaturkan dalam bentuk banten, menurut Wagub Sudikerta tidaklah harus mewah, namun harus lengkap sesuai yang tertuang dalam sastra agama. "Bikin banten yang dihaturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa walaupun secara sederhana, namun tidak mengurangi makna dari banten itu sendiri," ujar Sudikerta seraya menghimbau kepada masyarakat agar sarana upakara yang digunakan ada baiknya berasal dari hasil panen atau hasil bumi sendiri.
Lebih lanjut Wagub Sudikerta juga berharap pelaksanaan Yadnya bisa menjadi perekat rasa kekeluargaan dan kebersamaan diantara warga sehingga bisa membangun semangat gotong royong demi kelancaran upacara yadnya dan kehidupan bermasyarakat yang baik dilingkungannya.
Sementara itu Ketua Umum Paiketan Pasek Celagi I Gede Darmawa menyatakan sangat berterima kasih atas kedatangan Wagub Sudikerta ke Pura Kawitan Pasek Celagi. Dalam sambutan selamat datangnya ia menyampaikan bahwa, pelaksanaan upakara tersebut puncaknya telah dilaksnakan kemarin (8/7). Dan untuk hari ini, pelaksanaan upakara dilanjutkan dengan pelaksanaan metatah massal khusus bagi warga Pasek Celagi di Desa Pedahan yang berjumlah 700 orang. Menurutnya upacara metatah tersebut dilakukan sebagai awal dari tradisi di daerah tersebut mengingat sebelumnya hampir tidak ada masyarakat Desa Pedahan yang melakukan tradisi metatah tersebut. “Ini akan menjadi awal yang nantinya akan terus berlanjut dari generasi ke generasi mengingat upacara metatah tersebut sangat penting bagi kehidupan manusia,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan Darmawa, pelaksanaan upakara tersebut pembiayaanya bukan merupakan urunan dari warga Pasek Celagi melainkan punia yang diberikan masyarakat Pasek Celagi sesuai dengan kemampuannya dan tanpa mewajibkan harus membayar. Menurutnya hal tersebut bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu dan memunculkan semangat gotong royong masyarakat pasek celagi sehingga ada ikatan kekeluargaan yang terjalin dengan erat. “Pembiayaan upakara kita tidak wajibkan untuk urunan, melainkan berpunia sesuai kemampuan masing – masing sehingga tidak memberatkan yang miskin dan bagi yang mampu bisa membantu yang kurang mampu tersebut,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Wagub Sudikerta yang turut didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Patra juga berkesempatan untuk melakukan persembahyangan bersama warga Pasek Celagi yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan punia yang diterima langsung oleh Ketua umum Paiketan pasek Celagi. Usai persembahyangan di Pura Kawitan Pasek Celagi, rombongan Wagub Sudikerta kemudian bertolak ke Pura Bale Agung, Desa Adat Perasi guna menghadiri karya Aci Usaba Dasa yang puncaknya dilaksnakan Minggu (9/7) hari ini.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com