Buleleng, Dewata News.com — Berbagai potensi alam dan budayanya yang unik, merupakan aset berharga bagi pengembangan pariwisata di Bali Utara, untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.
Hal tersebut terungkap dalam gelar Radio Wisata RRI Singaraja dalam siaran berjaringan nasional dari kawasan wisata di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, menghadirkan narasumber Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna dan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupate Buleleng, Putu Tastra Wijaya, Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa serta Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha (LPU) LPP RRI, Richard Poyk.
Kadis Pariwisata Nyoman Sutrisna menyampaikan, saat ini Buleleng telah mengembangkan hingga 86 daerah tujuan wisata (DTW) dengan mengedepankan potensi kearifan lokal. Upaya tersebut menurut Nyoman Sutrisna, harus dibarengi dengan perbaikan infrastruktur serta pembinaan dan pengelolaan SDM di bidang pariwisata.
“Tugas pemerintah sekarang ini, kami akan mencoba melakukan pembinaan, kemudian juga melakukan suatu perbaikan-peraikan infrastruktur, sesuai dengan kemampuan. Kami juga tetap mengelola sumber daya manusia, jangan sampai nanti masyarakat kita sebagai penonton”, ucap Nyoman Sutrisna.
Sementara itu Ketua PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa sangat mengapresiasi gelar Radio Wisata yang disiarkan RRI Singaraja dalam upaya mempromosikan pariwisata Buleleng. Untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Bali Utara, pihaknya berupaya memaksimalkan kekhasan yang berbeda dari wilayah selatan.
“Apa yang mereka nikmati di Bali Selatan, kita bikin sesuatu yang khas, kita bikin sesuatu yang beda, sesuai dengan kearifan lokal yang kita miliki”, ucap Dewa Suardipa.
Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha LPP RRI Richard Poyk dalam kesempatan tersebut mengajak seluruh jajarannya untuk menyamakan persepsi, dimana fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik, disamping sebagai media promosi, juga tetap melestarikan dan mempertahankan kebudayaan setempat.
“Kami ingin mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dari pariwisata dengan membuka dan mempromosikan, tetapi jika sebagai lembaga yang keberpihakannya kepada masyarakat ataupun publik lupa untuk melestarikan budayanya, lupa untuk mempertahankan dan membantu dinas kebudayaan untuk tetap melestarikan budaya kita, itu artinya RRI dalam misinya sebagai media untuk publik, gagal”, ucapnya. (DN ~ TiR)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com