Buleleng, Dewata News.com — Anggota Badan Anggaran DPRD Buleleng Putu Tirta Adnyana menilai, mekanisme penyampaian proposal untuk dana hibah sejak awal pengajuannya salah. Hal itu mengemuka pada Rapat Badan Anggaran DPRD dengan Eksekutif di Singaraja.
Tirta Adnyana yang dikenal jeli tentang anggaran ini di depan rapat yang digelar pada hari Senen (10/07) itu mencontohkan, proposal untuk tahun anggaran 2018 diajukan awal tahun 2018. Itu tidak mungkin bisa cair, karena dana baru bisa dicairkan setelah diperiksa BPK, disamping juga eksekutif masih mengumpulkan dana.
“Karena hibah untuk 2018 begitu contohnya, itu sudah harus dibuat tahun 2017, awal, pada saat RKPD itu disusun, itu proposal sudah harus masuk 2017, kita kan tidak”, ucapnya.
Anggota Badan Anggaran DPRD Buleleng dari Fraksi Golkar ini juga mengkritisi penyampaian Nota Pengantar Bupati tentang laporan keterangan pertanggungjawaban APBD 2016 yang dianggapnya nyeleneh, yakni WTP yang dikonotasikan wani tuku piroatau berani bayar berapa. Menurutnya dalam rapat resmi ungkapan itu semestinya tidak perlu terjadi.
Sementara itu Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka menyampaikan apresiasinya terhadap kritik dan saran yang disampaikan badan anggaran DPRD. Tentunya masukan semacam ini bisa dijadikan landasan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di tahun tahun mendatang.
Rapat badan anggaran dengan eksekutif membahas laporan keterangan pertangungjawaban pelaksanaan APBD Buleleng tahun 2016 dipimpin Wakil Ketua Dewan Ketut Susila Umbara.
(DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com