Buleleng, Dewata News. Com - Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng merelokasi SD Negeri 4 Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula. Hal ini dilakukan untuk menghindari ”overload” yang sudah terjadi di desa Bondalem. Sebelumnya, SD Negeri 4 Bondalem menggunakan aset SD Negeri 3 Bondalem.
Kendati masih dalam suasana liburan cuti bersama serangkaian Hari Raya Idul Fitri, namun Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST melakukan kegiatan peletakan batu pertama pembangunan SD Negeri 4 Desa Bondalem, Rabu (28/06).
Pada kesempatan ini, Bupati Agus Suradnyana didampingi oleh Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna, SH, Kadisdikpora Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd beserta pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng lainnya.
Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini saat ditemui usai kegiatan menjelaskan, relokasi ataupun pembangunan SD Negeri 4 Bondalem menjawab keperluan siswa di Banjar Celagi Bantes, karena SD yang ada yaitu SD Negeri 6 sudah sangat krodit. SD Negeri 4 Bondalem sendiri belum memiliki lahan ataupun aset. Atas inisiatif warga, diberikan tanah 20 are dan diserahkan langsung kepada Pemkab Buleleng.
“Ini untuk menghidari kekroditan di SD Negeri 6 Bondalem. Dulunya SD Negeri 4 ini menjadi satu dengan SD Negeri 3 Bondalem,” jelas Agus Suradnyana.
Agus Suradnyana menambahkan, pembangunan tahap pertama ini dianggarkan dalam APBD Kabupaten Buleleng sebesar Rp1,2 Milyar. Namun penawaran yang lolos sebesar hampir Rp813 juta. Sebanyak enam ruang kelas akan dibangun pada tahap ini.
Selanjutnya, tahun depan dianggarkan untuk pembangunan ruangan kepala sekolah, pagar, perpustakaan dan kelengkapan lainnya. “Untuk tahap kedua akan dianggarkan tahun depan sehingga SD Negeri 4 ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat Banjar Celagi Bantas terhadap sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa mengungkapkan, pembangunan gedung-gedung sekolah baru ini untuk menambah aksesibilitas. ”Konsep dari bapak bupati tentang aksesibilitas adalah mendekatkan sekolah ke pemukiman masyarakat. Bukannya pemukiman yang mendekati sekolah. Sekolah-sekolah baru dibangun mendekati pemukiman-pemukiman warga. Hal ini sejalan dengan peraturan zonasi yang sudah ditetapkan, mendekatkan sekolah dengan tempat tinggal. Dengan begitu masyarakat yang akan ke sekolah tidak terbebani lagi oleh biaya transportasi ataupun biaya-biaya lainnya,” ungkapnya.
Sejauh ini, untuk tingkat SD yang ”overload” ada di perkotaan. Di kota hampir semua kelebihan karena padatnya penduduk. Sedangkan di desa yang kelebihan kapasitas itu di Desa Bondalem. Nantinya, aka nada kelas paralel untuk mengatasi hal ini. Penambahan gedung pun akan dilakukan setelah Disdikpora melakukan pemetaan.
“Kembali lagi dengan adanya zonasi akan mengurai kebutuhan dan pemerataan. Selama ini yang overloadbukan karena kebutuhan di suatu wilayah tinggi tapi karena banyak orang-orang dari jauh ikut mendaftar. Kami pun tidak bisa memprediksi. Dengan adanya zonasi ini, kami bisa melihat kestabilan overload nya,” tandas Suyasa. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com