Buleleng, Dewatanews. Com -- Ribuan warga di Buleleng menyerukan untuk menyelamatkan NKRI dari tekanan dan kepentingan kelompok tertentu yang dinilai telah mencederai hukum dengan mengelar aksi menyalakan lilin untuk Ahok.
Basuki Thahaya Purnama atau lebih dikenal dengan Ahok menjadi sebuah simbol perjuangan untuk kebangkitan Indonesia, apalagi saat ini Ahok telah divonis oleh Hakim dua tahun atas kasus penistaan agama justru menimbulkan simpati di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Buleleng yang secara spontanitas mengelar aksi menyalakan lilin, Sabtu (13/05) malam di Taman Kota Singaraja.
Koordinator aksi lilin untuk Ahok, Rina Kusuma Wati mengakui, kondisi Indonesia yang cukup mengkhawatirkan saat ini dan mulai menyadari ada sesuatu yang tengah mengancam Indonesia pasca putusan hakim yang memberikan vonis kepada Ahok yang dinilai tidak memenuhi keadilan, sehingga hati nurani rakyat mulai bangkit.
“Hati nurani, keinginan kemauan yang sama, kayak seperti sudah jengah, kesal, sedih dengan apa yang ada, sekarang ya jadilah seperti ini, jadi sebenarnya ini, awalnya sih dari ibu-ibu, sebenarnya suara ini dari ibu-ibu, panitia ini semua ibu-ibu, semuanya perempuan, jadi bukan berarti ini mewakili suara perempuan tidak hanya kebetulan saja", ucapnya.
Rina Kusuma menambahkan, dengan aksi yang dilakukan itu menunjukan masyarakat di Buleleng tidak diam. Masyarakat Bali Utara bersuara dengan lantang untuk mendukung NKRI harga mati dalam bingkai kebhinnekaan dan kegiatan yang dilakukan dengan menyalakan seribu lilin berharap ada keadilan di negeri ini.
“Pasti kita marah dengan keadilan seperti sekarang, marah dengan kebhinnekaan ya, yang sudah dicobak-cabik jadi hari ini kita bersuara untuk menolak, kita mendukung NKRI, kita mendukung bhinneka, kita mendukung rasa keadilan yang benar, kita bersuara untuk menolak, kita mendukung Pak Ahok juga, kita menunjukan diri, kita ini bersuara,” tegas Rina.
Hal senada diungkapkan Dewa Indra, warga Desa Panji yang datang ke aksi lilin untuk Ahok untuk memberikan dukungan terhadap Ahok atas penindasan yang dilakukan oleh hukum di negeri ini.
“Kita melihat ini animo masyarakat terhadap Ahok dalam artian symbol penindasan, sengaja kami kumpul dengan teman-teman lewat media sosial supaya juga masyarakat Buleleng semua bergerak kita ada di Ahok, jadi semata-mata kita tidak membedakan yang kita inginkan adalah empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI harga mati", ujar Dewa Indra.
Dalam aksi penyalaan lilin itu juga nampak Anggota DPRD Bali IGK Kresna Budi yang didaulat secara spontanitas untuk memberikan sambutan dan juga melakukan orasi, dimana Kresna Budi melihat ketidakadilan yang menimpa Basuki ‘Ahok’ Thahaya Purnama.
“Ini adalah aksi spontanitas, melihat ketidak adilan yang menimpa Pak Ahok, bagi kami, bagi sebagian teman-teman Pak Ahok tidak salah, ada seseorang yang memelintir perkataan beliau, jadi seolah-olah beliau bersalah, jadi yang sebenarnya bersalah adalah orang yang mempelintir perkataan beliau, nah karena Pak Ahok tidak mendapatkan rasa keadilan, otomatis kami mensupport beliau, bahwa keadilan harus ditegakan di Bumi Indonesia", ungkap Kresna Budi.
Aksi penyalaan lilin melibatkan ribuan masyarakat Buleleng yang datang dari berbagai tempat, mereka pun menyerukan untuk menyelamatkan NKRI dari Intoleransi dan Radikalisme. Dalam aksinya warga juga menuliskan beberapa pesan moral sebagai bentuk dukungan kepada Ahok agar tetap sabar menghadapai sejumlah serangan politik kritis yang memiliki kepentingan kelompok dan agama.
Aksi yang berlangsung hampir tiga jam itu juga dihiasi dengan bentangan spanduk memberikan dukungan kepada Basuki Thahaya Purnama atau Ahok dan sejumlah spanduk NKRI Harga Mati, diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya serta sejumlah lagu nasional yang dinyanyikan warga dengan semangat. (DN ~ TiR).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com