Magelang, Dewatanews. Com -- Puncak perayaan Hari Raya Waisak 2017 akan berpusat di Candi Borobudur, Magelang, pada Kamis (11/05) dini hari. Namun, umat Buddha di sana sudah melakukan ritual keagamaan sejak Sabtu (06/05).
Waisak sudah menjadi perayaan tahunan yang selalu ditunggu-tunggu oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, setiap tahunnya, PT Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko, selalu melakukan persiapan dengan matang.
Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono, mengatakan kalau wisatawan bisa menyaksikan ritual Waisak di Candi Borobudur sejak Selasa (9/5) sore sampai Kamis (11/5) dini hari.
Dijelaskan Edy, Api Alam dari Mrapen akan disakralkan di Candi Mendut. Esoknya, Rabu (10/05), pukul 7 pagi ribuan biksu akan melakukan pindapata (mengumpulkan makanan dari penduduk) lalu pukul 3 sore berjalan kaki menuju Candi Borobudur sambil membaca paritta suci (doa).
Usai berdoa bersama umat Buddha yang lain, baru akan dilakukan acara pelepasan lampion pada pukul 9 malam.
Lewat dini hari, biksu dan umat Buddha akan naik menuju altar utama Candi Borobudur untuk kembali berdoa hingga menjelang matahari terbit pada Kamis (11/05).
“Tak hanya ritual atau pelepasan lampion, perayaan Waisak tahun ini juga dimeriahkan oleh pesta rakyat yang melibatkan 20 desa di sekitar Candi Borobudur,” kata Edy, yang juga mengatakan kalau belum ada konfirmasi dari pejabat pemerintah pusat yang akan datang ke perayaan ini.
Walau ada perayaan Waisak, namun Candi Borobudur tetap bisa dikunjungi pada Rabu (10/05), mulai pukul 6 pagi sampai 5 sore.
Untuk bisa ikut menerbangkan lampion, wisatawan cukup membayar sumbangan sebesar Rp100 ribu di loket resmi Candi Borobudur.
Dikatakan Kepala Operasional PT TWC, Hartanto, wisatawan yang ingin menyaksikan pelepasan lampion bisa menunggu di area Lapangan Gunadharma.
Hanya saja setelah pelepasan lampion, wisatawan tak diperbolehkan naik ke atas candi, sehingga umat Buddha bisa tetap khusyuk beribadah.
Panduan Menyaksikan Perayaan Waisak 2017 di Candi BorobudurUsai berdoa bersama umat Buddha yang lain, baru akan dilakukan acara pelepasan lampion pada tengah malam.
“Kami tidak ingin kekacauan penyelenggaraan Waisak 2013 terulang. Kami berharap, wisatawan yang datang bisa menjaga ketertiban dan kesopanan selama berada di antara umat Buddha di Candi Borobudur,” ujar Hartanto.
“Wisatawan yang terasa menganggu umat Buddha akan segara kami tindak, karena kami menerjunkan ribuan petugas keamanan di dalam kawasan Candi Borobudur, yang merupakan gabungan dari satpam dan polisi setempat,” lanjutnya.
Hartanto menyarankan, agar wisatawan bisa datang ke Candi Borobudur sebelum sore hari, karena pada siang hari ruas jalan di sekitar Candi Mendut ke Candi Borobudur akan ditutup.
Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas (Ratas) di Magelang pada 2016 mengatakan sebagai mahakarya dunia, Candi Borobudur harus terus dilestarikan dan dijadikan destinasi bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga terus mempromosikan Candi Borobudur ke dunia, salah satunya dengan menempatkan foto Candi Borobudur dalam setiap iklan wisata Pesona Indonesia (Wonderful Indonesia) yang disebar ke berbagai negara.
“Dalam setiap bursa wisata internasional, kami selalu memajang foto Candi Borobudur. Terakhir di Thailand, negara yang mayoritas pemeluk Buddha, para masyarakatnya juga mengaku sangat mengagumi Candi Borobudur,” kata Arief. (DN ~ CNN Indonesia~TiR).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com