Buleleng, Dewatanews. Com —Pemerintah telah berusaha melakukan langkah terbaik pengendalian harga barang kebutuhan pokok jelang puasa dan lebaran yang dapat dipastikan selalu naik dengan berbagai pandangan antar masyarakat pembeli, melalui penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) terhadap komoditas tertentu seperti gula pasir, minyak goreng dan daging.
Jika kita simak langkah pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi, yang didahului dengan pertemuan pemerintah dan pengusaha ritel yang disebut memegang peranan penting dalam menentukan harga barang dipasar, memang cukup melegakan bagi masyarakat dengan harapan lebaran tahun ini ada keterjangkauan harga, dan ketersediaan komoditas yang sangat dibutuhkan.
Tetapi disisi lain, patokan harga seperti daging, jika yang dimaksud daging oleh pemerintah dalam pengertian daging tanpa membedakan antara daging beku, daging segar antara daging sapi dan daging kerbau, antara daging lokal dan daging import, memang harga 80 ribu rupiah per kilo gram dirasa cukup terjangkau.
Namun dimata masyarakat di negeri ini, konsumsi daging secara umum adalah daging sapi, yang pada lebaran tahun lalu hingga saat ini tidak ada perubahan harga, yakni pada kisaran 110 ribu rupiah per kilogram, meskipun Presiden meminta harga daging sapi dapat dibeli masyarakat dengan kisaran harga 80 ribu rupiah per kilogram . Sementara, jaminan pemerintah tentang ketersediaan dan harga daging 80 ribu rupiah per kilogram pada menjelang lebaran tahun ini adalah daging kerbau beku asal India.
Meskipun pemerintah dan media massa menyampaikan keunggulan daging beku yang lebih hygeinis dari segi kesehatan, dan seterusnya dan seterusnya, faktanya masyarakat tidak mudah beralih dari keinginan membeli daging sapi segar.
Ini adalah pilihan. Pertanyaannya adalah, dapatkan pemerintah campur tangan menurunkan harga daging sapi yang masih menjadi pilihan masyarakat secara umum, yang faktanya harga tak kunjung turun dari lebaran tahun lalu.
Itulah yang ditunggu masyarakat. Perhitungan harga dan upaya solusi memecahkan masalah harga daging sapi bukan tidak pernah dilakukan oleh semua elemen terkait, faktor kong kalikong korupsi telah terungkap, pelaku telah dipenjara, tetap saja dilema yang dihadapi.
Pengusaha mencari untung memang pekerjaannya, hukum ekonomi suplai and demand tidak sesuai lagi menjelang lebaran, masyarakat dihadapkan fakta. Kita hanya dapat berharap, harga harga kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat menjelang lebaran khususnya, dapat dikendalikan oleh pemerintah.— Made Tirthayasa.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com