Badung, Dewata News. Com Didasari meningkatnya fenomena objek pariwisata sebagai soft target operasi jaringan terorisme
serta adanya keinginan berbagi pengalaman Indonsia dalam memulihkan industry pariwisata
pasca serangan bom teroris di Bali tahun 2002 dan 2005, APEC Counter Terrorism Working Group (CTWG) mendukung inisiatif
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan APEC Workshop on Strengthening Tourism Business
Resilience Against The Impact of Terrorist Attack di Nusa Dua, Bali 9-10 Mei
2017.
Pada acara pembukaan yang dihadiri Menko
Polhukam RI Wiranto, Kepala BNPT Suhardi Alius dan Ketua APEC CTGW Mr. James
Nachipo, Selasa (9/5), Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan Bali mendapat
pelajaran keras dari aksi terorisme tahun 2002 yang mengguncang pariwisata dan
ekonomi Bali, bahkan Indonesia. Menurutnya Bali yang sesungguhnya aman dan
damai mendadak bisa jadi target teroris. Itulah sebabnya kita perlu menyadari
bahwa teroris bisa menyerang dimana saja dan kapan saja dan ini mengancam
pariwisata global, imbuhnya. “Oleh sebab itu, sangat krusial untuk memiliki institusi
yang [berfungsi-red] mencegah dan melawan terorisme serta kerja sama yang kuat
diantara institusi internasional dan antar negara,” katanya.
Menko Polhukam RI Wiranto mengatakan ternyata
banyak negara yang sangat peduli dengan isu terorisme di daerah tujuan wisata.
Oleh karena itu pemerintah Indonesia mendukung upaya-upaya kerjasama termasuk
workshop untuk menyusun strategi bagaimana tujuan wisata aman dan nyaman dari
ancaman terorisme. “Pengalaman kita, kalau tujuan wisata diserang terorisme,
maka mematikan daerah tersebut,” jelasnya.
APEC Workshop ini dihadiri anggota APEC CTGW,
yaitu Australia, Chile, Kanada, RRT, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Peru,
Filipina, Rusia, Taiwan, Amerika Serikat, Selandia Baru, Thailand dan Vietnam.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com