Buleleng, Dewata News. Com — Permainan tradisional ”Mejaran-jaranan” duta Kecamatan Buleleng berhasil merebut prestasi Maha Nugraha (Juara I) Parade Budaya serangkaian HUT ke-413 Kota Singaraja Tahun 2017. Dengan diraihnya prestasi tertinggi itu, duta Kecamatan Buleleng yang dimotori warga krama Kelurahan Beratan sebagai pemilik permainan ”Mejaran-jaranan” ini memperoleh hadiah Rp10 Juta, selain piagam penghargaan.
Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Wayan Sujana di Singaraja mengatakan, parade budaya yang berlangsung, Jumat (31/03) sore menampilkan sajian kesenian dikemas dalam format pawai, dengan menampilkan seni yang mencerminkan kekhasan seni budaya lokal berupa permainan tradisional.
”Dari hasil penilaian Tim yang dikoordinir Gede Maryana, Kecamatan Buleleng keluar sebagai Juara I dengan predikat Maha Nugraha, dengan hadiah uang sebesar Rp10 Juta, di samping piagam penghargaan,” kata salah satu tokoh seni Bondres Buleleng ini ketika dikonfirmasi di Singaraja, Sabru (01/04) siang.
Seniman dan Budayawan Wayan Sujana juga menjelaskan, setelah Kecamatan Buleleng meraih predikat Maha Nugraha, tim juri menetapkan Kecamatan Tejakula dengan permainan tradisional ”Dolanan Kebo Samad” meraih Adikara Nugraha (Juara II) dengan hadiah uang Rp8 Juta. Sedangkan predikat Adika Nugraha (Juara III) diraih oleh Kecamatan Gerokgak, ujung barat Kabupaten Buleleng dengan permainan tradisional ”Selodor-selodoran dan Lingkaran Buah-buahan” memperoleh hadiah uang sebesar Rp7 Juta.
Sementara Kecamatan Seririt dengan permainan tradisional ”Megeri Engkeban” harus puas meraih predikat Adi Nugraha (Juara IV) dengan hadiah uang Rp5 Juta.
”Mejaran-Jaranan”
Permainan tradisional ”Mejaran-jaranan” pada jaman dulu ketika Raja Bedahulu telah kehilangan seekor kuda yang bernama ”Once Serawa”, sehingga Sang Raja bersabda kepada rakyatnya untuk mencari kudanya yang hilang tersebut, serta agar menemukan, baik dalam keadaan hidup atau mati, dan barang siapa yang menemukannya akan diberikan hadiah.
Rakyat segera melaksanakan titah Raja dan segera berangkat secara berkelompok,ada yang kearah Timur dan ke Barat.
Kelompok yang berangkat ke arah Timur berhasil menemukan kuda tersebut, namun sayangnya dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi. Karena kuda sudah ditemukan oleh Kelompok Timur, kelompok Barat pun merasa malu, sehingga memutuskan untuk tidak kembali dan selanjutnya menetap di Desa Beratan.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka sejak itu di Desa Beratan Samayaji pada hari-hari tertentu melaksanakan ritual permainan Mejaran-jaranan. Sejarah ini dapat kita ketahui dari Purana Desa Adat Tenganan Pagringsingan.
Seperti diberitakan sebelumnya, peserta Parade Budaya serangkaian HUT ke-413 Kota Singaraja yang diikuti 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng, mendapat uang pembinaan dan pementasan masing-masing Rp15 Juta
Menurut Kabid Kebudayaan Wayan Sujana, piagam penghargaan dan hadiah uang kepada para pemenang Parade Budaya ini akan diserahkan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pada acara pembukaan malam Hiburan Rakyat / Apresiasi Seni pada tanggal 17 April mendatang di Lapangan Bhuwana Patra Singaraja. (DN ~ TiR).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com