Mangupura, Dewata News. Com - Program sejuta rumah melalui kegiatan penyedian perumahan yang merupakan program prioritas pemerintah diharapkan mampu bersinergis baik itu antara pemerintah maupun dengan pihak stake holders perumahan. Oleh karena itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sangat mengharapkan adanya sinergitas antara Asosiasi Real Estate Indonesia dengan pemerintah guna mewujudkan program sejuta ruah tersebut.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta pada perayaan HUT Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) ke-45 yang dilaksanakan di Lotus Pond, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Jimbaran, Sabtu (1/4).
“Tanggung jawab dalam mewujudkan target sejuta rumah huni bagi masyarakat tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya sinergitas program yang solid antara pemerintah dengan pemangku kepentingan perumahan termasuk juga peran REI,” tegas Pastika yang menurutnya sinergitas tersebut sangat diperlukan mengingat pada tahun – tahun mendatang tantangan penanganan perumahan dan pemukiman akan semakin berat sebagai akibat laju pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang berbanding lurus dengan kebutuhan perumahan.
Oleh karena itu, selain sinergitas, peran aktif REI sebagai mitra pemerintah sangat dibutukan untuk mewujudkan program tersebut.
“REI bisa menjadi jembatan bagi anggotanya untuk menjadi mitra strategis pemerintah untuk mewujudkan program ini dan menekan angka backlog nasional kepemilikan maupun hunian rumah khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah,”imbuhnya.
Lebih lanjut disampaikan Pastika, dalam kesempatan tersebut ia mengajak Asosiasi REI agar lebih peduli dan bijak terhadap kondisi masyarakat yang belum mampu memiliki rumah layak.
“Saya menggugah REI agar lebih peduli pada msyarakat yang belum mampu memiliki rumah yang layak, dan itu merupakan tugas kita semua untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau,” pungkasnya.
Sementara itu Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) ,Sofyan Djalil, dalam sambutan singkatnya menyarankan ke ratusan pengembang anggota Real Estate Indonesia (REI) untuk membangun rumah vertikal atau rumah susun. Sehingga masalah lahan bisa dikurangi ke depannya.
"Dengan konsolidasi lahan secara insentif, mudah-mudahan, rumah ke atas bisa terwujud dan lebih sedikit tanah yang kita butuhkan, Intinya, mari kita sama-sama mencari solusi kreatif supaya deadlock perumahan bisa kita cari solusi. Lahan kita sangat terbatas, terutama Jawa dan Bali karena urbanisasi sangat tinggi," kata Sofyan.
Selain itu, Sofyan mengajak pengembang melaporkan pungli alias pungutan liar dalam urusan pertanahan. "Saya dapat komplain pelayanan BPN oleh anggota REI di Jawa Timur, saya senang kalau dikomplain masalah itu. Sebuah HGB diminta Rp 2 juta oleh oknum-oknum itu, sampaikan terus saya perbaiki dan tidak jadi beban bapak ibu sekalian. Reformasi membuat perumahan untuk rakyat harus lebih mudah," tambah Sofyan.
Dalam perayaan tersebut selain acara makan malam bersama juga dirangkaikan dengan penandatangan MOU antara mitra kerja REI. Selain itu juga dilakukan penyerahan bantuan bedah rumah sebanyak 28 unit dari REI, BNI dan BRI yang diterima langsung oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta. (DN - IrP)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com