Denpasar, Dewata News. Com - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengajak seluruh insan pers untuk mengevaluasi dan merevitalisasi peran pers sehingga kedepan lebih memberikan makna bagi kemajuan masyarakat dan daerah Bali. Hal itu disampaikannya saat menghadiri puncak acara Hari Pers Nasional 2017 dan HUT ke-71 PWI Tingkat Provinsi Bali di Hotel Inna Bali, Denpasar, Senin (20/3).
“Saya harapkan untuk terus ditingkatkan, karena pada hakekatnya kehidupan pers tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sosial kemasyarakatan serta kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya. Pastika menambahkan saat ini opini publik yang berkembang melalui agenda seting media massa, mempengaruhi seluruh dimensi kehidupan masyarakat, mulai dari penegakan nilai-nilai dasar demokrasi, penghormatan terhadap keberagaman, penghormatan HAM, sampai pada penegakkan supremasi hukum.
Menurut Pastika, akhir-akhir ini masyarakat dibingungkan antara demokrasi dan populisme. Kedua-duanya atas nama rakyat, namun keduanya berbeda. Pers memegang peranan penting untuk menyeleksi ini. Pers adalah pilar keempat demokrasi. Pada saat demokrasi tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, maka populisme akan tumbuh, yang akan bersifat anarkhi yang memang sekarang ini gejalanya sedang tumbuh, disini peran pers sangat penting.
Lebih lanjut Pastika menjelaskan, pers di Bali turut menentukan karakter masyarakat Bali. Kualitas, idealisme, peran dan partisipasi yang dijalankan oleh lembaga dan para insan pers, akan menentukan Bali kedepan. “Saya mengajak PWI Bali dan segenap insan pers untuk memerangi hoax yang meracuni masyarakat, bahkan memecah belah keutuhan bangsa dan negara,” ujarnya.
Peringatan HPN 2017 ini juga diisi sarasehan dengan tema "Membangun Kesadaran Bersama Melawan Hoax". Pada kesempatan itu juga dilaksanakan komitmen bersama memerangi hoax dengan penandatanganan deklarasi “Jaringan Masyarakat dan Wartawan Anti Hoax” oleh Gubernur Bali, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali dan seluruh peserta yang mengikuti sarasehan.
“Saya harapkan untuk terus ditingkatkan, karena pada hakekatnya kehidupan pers tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sosial kemasyarakatan serta kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya. Pastika menambahkan saat ini opini publik yang berkembang melalui agenda seting media massa, mempengaruhi seluruh dimensi kehidupan masyarakat, mulai dari penegakan nilai-nilai dasar demokrasi, penghormatan terhadap keberagaman, penghormatan HAM, sampai pada penegakkan supremasi hukum.
Menurut Pastika, akhir-akhir ini masyarakat dibingungkan antara demokrasi dan populisme. Kedua-duanya atas nama rakyat, namun keduanya berbeda. Pers memegang peranan penting untuk menyeleksi ini. Pers adalah pilar keempat demokrasi. Pada saat demokrasi tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, maka populisme akan tumbuh, yang akan bersifat anarkhi yang memang sekarang ini gejalanya sedang tumbuh, disini peran pers sangat penting.
Lebih lanjut Pastika menjelaskan, pers di Bali turut menentukan karakter masyarakat Bali. Kualitas, idealisme, peran dan partisipasi yang dijalankan oleh lembaga dan para insan pers, akan menentukan Bali kedepan. “Saya mengajak PWI Bali dan segenap insan pers untuk memerangi hoax yang meracuni masyarakat, bahkan memecah belah keutuhan bangsa dan negara,” ujarnya.
Peringatan HPN 2017 ini juga diisi sarasehan dengan tema "Membangun Kesadaran Bersama Melawan Hoax". Pada kesempatan itu juga dilaksanakan komitmen bersama memerangi hoax dengan penandatanganan deklarasi “Jaringan Masyarakat dan Wartawan Anti Hoax” oleh Gubernur Bali, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali dan seluruh peserta yang mengikuti sarasehan.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com