Denpasar, Dewata News. Com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan para orang tua agar lebih waspada menjaga anak-anak mereka agar jangan sampai menjadi korban kejahatan pedofilia. Hal tersebut diutarakannya saat diwawancarai sejumlah media usai berolah raga dan menghadiri Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) Di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Sabtu (19/3).
Menurut Pastika, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam upaya memerangi kejahatan pedofilia yang belakangan makin meresahkan.
“Kita semua anti pedofilia dan pelakunya harus dihukum seberat-beratnya,” tandasnya.
Namun selain tindakan hukum, upaya pencegahan juga menjadi bagian yang tak kalah penting. Karena dalam sejumlah kasus, seringkali orang tua yang membiarkan anaknya diurus oleh orang asing.
“Mereka seolah bangga manakala anaknya diundang oleh orang asing, dimandiin, dikasi permen, buku. Padahal itu pancingan. Seolah sayang dengan anak padahal dimanfaatin untuk pedofilia,” urainya.
Untuk itu, Pastika menghimbau para orang tua, utamanya di daerah-daerah miskin agar jangan percaya 100 persen pada orang asing yang tak jelas.
Pada kesempatan itu, Pastika menyinggung pula upaya Pemprov Bali dalam mencegah meluasnya penyebaran penyakit meningitis streptococcus suis (MSS) yang ditularkan melalui babi. Pihaknya memberi perhatian serius terhadap kasus ini dengan menerjunkan sejumlah ahli yang berkompeten di bidang kesehatan.
Para ahli saat ini tengah bekerja di lapangan dan diharapkan dapat mencegah meluasnya penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui babi ini. Pada bagian lain, Pastika juga mengingatkan masyarakat juga ikut proaktif dalam upaya pencegahan penyakit ini.
“Daging harus dimasak dengan benar. Bagi peternak, selalu jaga kebersihan kandang dan proses pemotongan juga harus mengikuti kaidah yang berlaku. Jika semua proses itu diindahkan, saya yakin bisa dicegah,” imbuhnya.
Selain statemen dari Gubernur Pastika, upaya pencegahan MSS memang menjadi trending topic pada pelaksanaan PB3AS kali ini. Sejumlah pihak berkompeten di bidang kesehatan sepakat bahwa pola hidup bersih dan sehat serta cara memasak daging yang benar merupakan kunci untuk mencegah penularan bakteri ini.
Kasi Survelensi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. IGA Raka Susanti,M.Kes yang menjelaskan bahwa MSS bisa ditularkan melalui binatang berkaki empat seperti babi, kucing dan anjing.
"Hewan yang telah terinfeksi tak boleh dikonsumsi," ujarnya.
Lebih dari itu, masyarakat juga disarankan untuk mengolah daging dengan cara yang benar. Sebab, bakteri MSS diyakini akan mati jika daging direbus dalam suhu lebih dari 60 derajat selama 60 menit. Selain itu, saat mengolah daging, pastikan tangan tidak dalam keadaan luka. Jika hal itu diindahkan, dia yakin penyebaran bakteri ini dapat dicegah.
"Jangan takut makan daging, khususnya babi. Sepanjang dimasak secara benar," ujarnya seraya mengingatkan masyarakat untuk segera datang ke pusat kesehatan jika mengalami gejala MSS seperti demam, sakit kepala, penurunan kesadaran dan gangguan pendengaran.
Hal senada diutarakan Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar drh. I Wayan Masa Tenaya. Dalam orasinya dia menegaskan bahwa bakteri MSS sejatinya bisa diobati. Untuk itu, pihaknya sangat berkepentingan untuk memperoleh sampel bakteri MSS untuk diuji di laboratorium.
"Melalui proses pengujian, selanjutnya kita berharap dapat menemukan formula yang tepat untuk pembuatan vaksin," imbuhnya.
Masih terkait upaya pencegahan MSS, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali drh. Nata Kusuma menekankan pentingnya upaya pemeliharaan hewan secara baik.
"Sebenarnya tak hanya MSS, jika kita tak memelihara lingkungan secara baik, banyak sumber penyakit yang menjadi ancaman. Sumbernya macam-macam, bisa bakteri, virus dan parasit dan bahan kimia," imbuhnya.
Untuk itu, dia menghimbau masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan merawat hewan peliharaan dengan baik.
"Jika kita merawat hewan peliharaan dengan baik, niscaya penyebaran penyakit seperti MSS bisa ditangkal," imbuhnya.
Khusus terkait penyebaran MSS melalui babi, Nata Kusuma membeber sejumlah ciri jika hewan terinfeksi.
"Ciri-cirinya, babi mengalami gangguan persendian sehingga jalannya terseok-seok dan akan gelisah. Jika menemukan ciri-ciri seperti itu, segera hubungi petugas kesehatan hewan dan jangan dijual pada pengepul," ulasnya.
Masih terkait kesehatan, Prof. Sri Maliawan dari RSUP Sanglah mengkampanyekan pentingnya berolahraga secara teratur dan terukur. Menurut dia, kesehatan sangat tergantung dari terawatnya pembuluh darah.
"Pembuluh darah harus dirawat dengan olah raga yang teratur dan terukur, bukan dengan spiritual," ujarnya.
PB3AS kali ini juga dimeriahkan dengan penampilan anak-anak SMAN 6 Denpasar. Selain menyuguhkan hiburan berupa nyanyian dan pantomin, Ketua OSIS SMAN 6 Denpasar I Gusti Agung Ngurah Wirdana Putra juga urun pendapat melalui orasi. Dalam orasinya, Wirdana Putra bicara mengenai kenakalan remaja. Dia prihatin karena kasus kenakalan remaja belakangan ini terus meningkat dan makin beragam jenisnya. Dia menilai, lingkungan keluarga dan pergaulan sangat berpengaruh pada kenakalan remaja.
"Di lingkungan keluarga, banyak remaja yang kurang perhatian orang tua dan tak mendapat pendidikan agama," ujarnya.
Sementara dalam pergaulan di luar rumah, para remaja cenderung gampang terpengaruh teman. Untuk mencegah makin meningkatnya kasus kenakalan remaja, dia berharap peningkatan perhatian para orang tua.
"Sisihkan lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak, khususnya yang beranjak remaja. Tanamkan pula nilai-nilai agama pada anak-anak," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com