Buleleng, Dewata News. Com - Subak sebagai sebuah lembaga tradisional yang bersifat sosio, agraris, religius sejak jaman dahulu memiliki peran besar dalam mengisi pembangunan. Peran serta para petani dalam upaya meningkatkan hasil produksi guna menjaga ketahanan pangan masyarakat di Bali. Hal ini tentunya tidak dapat terwujud tanpa peran serta Para Pekaseh yang dengan rasa tulus ikhlas menjalankan tugas yang diembannya untuk menjalankan organisasi Subak yang dipimpinnya.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dalam sambutannya pada acara tatap muka dengan Seluruh Pekaseh di wilayah Kabupaten Buleleng yang dilaksanakan di Gedung Imaco (eks Pelabuhan Buleleng), Buleleng pada Jumat (20/01) pagi.
"Peran Pekaseh dalam melestarika Subak patut kita beri apresiasi dan perhatian lebih yang telah dengan tulus ikhlas menjalankan tugas mulianya tersebut," ucap Sudikerta dihadapan ribuan Pekaseh yang hadir.
Menurut Sudikerta, keberadaan Subak saat ini bukan saja sebagai sebuah organisasi di bidang pertanian semata, tetapi lebih dari pada itu bahwa Subak sudah menjadi sebuah ikon pariwisata budaya. Hal ini disebabkan karena keberadaan Subak telah dikenal diseluruh belahan dunia, terlebih karena Subak telah mendapatkan pengakuan Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia.
"Ini merupakan representasi atas upaya yang dilakukan oleh Pemerintah bersama masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungan Subak," ujarnya.
Lebih lanjut, berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah salah satunya adalah dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2012 tentang Subak. Menurut Sudikerta, perhatian Pemerintah Provinsi Bali terhadap Subak dari tahun ke tahun semakin meningkat.
"Program Bali Mandara baik Jilid 1 maupun Jilid 2 sekarang ini yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat senantiasa memperhatikan kesejahteraan para petani. Berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membantu peningkatan kesejahteraan para petani antara lain seperti bantuan kepada Subak yang rutin diberikan setiap tahunnya, Program SIMANTRI dan GERBANGSADU ditujukan kepada masyarakat di pedesaan serta bantuan lainnya. Semua bentuk bantuan ini tiada lain bertujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan," pungkasnya.
Ditambahkan Sudikerta, keberadaan Subak sekarang ini sebagai ikon pariwisata budaya menuntut para petani lebih jeli memanfaatkan peluang guna tetap lestarinya keberadaan Subak di Bali. Pengelolaan sistim pertanian organik yang memberikan hasil pertanian yang lebih sehat dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi serta mampu menjaga keberlangsungan lahan hendaknya dapat dilaksanakan dengan baik.
"Saya berharap kedepannya para petani di Bali dapat menanfaatkan peluang yang ada. Untuk itu diperlukan kesungguhan, inovasi dan kreatifitas guna mampu lebih meningkatkan kwantitas dan kwalitas hasil produksinya tanpa menimbulkan hal-hal yang dapat menganggu pelestarian Subak tersebut yang nantinya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," imbuh Sudikerta yang dalam kesempatan tersebut didampingi Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, IB Wisnu Ardana
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com