Buleleng, Dewata News.com —Seluruh Umat Tri Dharma di Buleleng, sejak hari Jumat hingga Sabtu (28/01) melaksanakan Perayaan Tahun Baru Imlek 2568. Peringatan pergantian Tahun Baru Imlek dipusatkan di Tempat Ibadat Tri Dharma - TITD Seng Hong Bio dan Ling Gwan Kiong.
Malam Pergantian tahun baru Imlek dipusatkan di TITD Ling Gwan Kiong eks Pelabuhan Buleleng. Sedangkan Cap Go Meh atau Rangkaian akhir dilaksanakan di Seng Hong Bio di lingkungan Tambaksari, Kelurahan Kampung Baru. Ling Gwan Kiong menurut cerita didirikan pada tahun 1873 Masehi oleh Dinasti Qing.
Hal ini diketahui berdasarkan dari prasasti yang terpasang di dalam kelenteng yang terletak di atas patung utama Yang Mulia Toa Kong Co Tan hu Cin Jin bertuliskan Tan Hu Cin Jin dalam aksara Tionghoa.
”Di patung tersebut dituliskan tahun pendirian kelenteng yaitu pada tahun Tong Zhi ke 12. Kelenteng Ling Yuan Gong atau yang dalam bahasa Hokkiannya disebut Ling Gwan Kiong yang mempunyai arti: Ling berarti sakti, Yuan (Gwan) berarti Sumber dan Gong (Kiong) yang berarti Istana. Jadi, arti dari Kelenteng Ling Yuan Gong atau Ling Gwan Kiong adalah Istana Sumber Sakti. Dewa pujaan yang utama dipuja di Kelenteng Ling Gwan Kiong, yaitu Dewa Tan Hu Cin Jin (Chen Fu Zhen-ren) yang berarti orang sakti dari marga Tan atau Chen,” ujar Ketua Majelis Rohaniwan Tri Dharma Seluruh Indonesia (MARTRISIA) Cabang Buleleng Pipit Budiman Tedja.
Berlokasi di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Ling Gwan Kiong di areal Eks Pelabhan Buleleng, Jumat (27/01) malam tidak saja dihadiri warga keturunan Tionghoa, tapi masyarakat lain yang tuimpah ruah di pintu masuk eks Pelabuhan Buleleng untuk menyaksikan digelarnya atraksi Barong Sae, Peluncuran Kembang Api serta Pelepasan Balon dalam rangka mewarnai ritual dan perayaan Tahun Baru Imlek 2565 .
Perayaan diawali dengan melakuan rangkaian ritual dan upacara sembahyang Dewa naik, termasuk sembahyang menyambut Tahun Baru di Ling Gwan Kiong dan Seng Hong Bio. Pada tahun baru imlek 2568 dilaksanakan tradisi Ciam Si, oleh taoke dan louce sebagai rangkaian tradisi untuk mengetahui keberuntungan dalam satu tahun mendatang.
Selain itu dalam penutup acara Tahun Baru Imlek dirayakan melalui Cap Go Meh yang diikuti dengan ritual Ci Suak sebagai upacara tolak bala.
Setiap pergantian Tahun Baru Imlek, Umat Tri Dharma yang ada di Buleleng memperingatinya dengan melakukan persembahyangan bersama, dirangkai dengan pelepasan balon dan burung serta pementasan Barong Sai dan penyalaan kembang api.
Peringatan Tahun baru Imlek 2568, menurut Ketua Majelis Rohaniwan Tri Dharma Seluruh Indonesia (MARTRISIA) Cabang Buleleng Pipit Budiman Tedja, diawali dengan kegiatan Song Shen atau persembahyangan Dewa Naik, selanjutnya seluruh umat mengikuti rangkaian persembahyangan bersama Locu-Thauke menyambut Tahun Baru Imlek.
Pik Hong panggilan akrab Pipit Budiman Tedja menambahkan, setiap perayaan Malam Tahun Baru Imlek diikuti ribuan umat memadati Kelenteng Ling Gwan Kiong yang berdiri sejak 1873.
“Perayaan Tahun Baru Imlek memiliki makna memuja leluhur dan umatnya tidak boleh lupa dan harus selalu menyembahnya agar hidup menjadi bermakna dan tentram”, ucap Pik Hong.
Sementara Ketua Pelaksana Perayaan Tahun Baru Imlek 2568 Ariawan mengungkapkan, perayaan Imlek kali ini dikelompokkan menjadi tiga kegiatan yakni ritual berupa persembahyangan bersama dipimpin rohaniwan dan kegiatan seremonial dengan pementasan Barong Sai, penyalaan lilin dan kembang api, pelepasan burung dan balon serta aksi sosial berupa penyerahan sembako bagi umat yang kurang mampu dan masyakat sekitar klenteng. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com