Bangli, Dewata News. Com - Upacara keagamaan yang sifatnya khusus dan tidak rutin dalam rangka megupacarai bangunan Pura yang baru usai direhab atau dibangun ulang, memerlukan perencanaan yang matang dari sisi upacara yang akan digelar, waktu pelaksanaan, sarana-prasarana, pembiayaan, maupun tata pelaksanaan upacara tersebut. Untuk itu diperlukan tim panitia yang dibentuk sebagai perencana dan mengkoordinir jauh hari sebelum upacara digelar, sehingga nantinya terlaksana upacara yang tertib, teratur, dan sukses, serta bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan yang akan terjadi.
Demikian disampaikan Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri Upacara Melabuh Gentuh, Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih,Nyenuk, lan Ngebat Daun, Pura Penataran Subak Abian Penyungsingan di Br. Saap, Ds Manik Liyu, Kintamani, Bangli, Senin (14/11).
Lebih jauh, Wagub Sudikerta menyatakan perencanaan yang matang sangat penting karena nantinya keseluruhan elemen upacara akan menjadi satu-kesatuan yang saling berkaitan. Seperti terkait pembiayaan yang nantinya akan dibebankan kepada warga pengempon tergantung dari upacara yang digelar, semakin besar upacara yang digelar berarti semakin besar urunan yang harus dibayar. Dan setiap warga pengempon harus tahu perkiraan urunan yang akan dibayar, sehingga bisa mempersiapkan sebelumnya dan tidak memberatkan terutama bagi warga yang kurang mampu.
Tak hanya itu, menurut Wagub Sudikerta penyelenggaraan upacara hendaknya sudah mendapat petunjuk dari para Sulinggih yang dituakan baik dari segi hari baik maupun upakaranya, sehingga upakara yang disiapkan sudah sesuai dengan ajaran agama, tidak berlebihan atau bisa mengurangi sarana-sarana upakara yang dianggap tidak perlu. Dengan begitu, warga pun diharapkan bisa menyelenggarakan upacara dengan suka cita, tulus-iklas, tanpa beban, dan tujuan upacara dalam menjaga keseimbangan sesuai ajaran Tri Hita Karana dan melaksanakan upacara yang berkualitas pun dapat tercapai.
Sementara itu, menurut Ketua Panitia, Dewa Gede Putra, upacara yang digelar berbarengan dengan upacara Petirtaan yang digelar rutin setiap setahun sekali. Puncak upacara menurutnya jatuh pada hari ini bertepatan dengan rahina purnamaning kalima, dan Nyineb akan dilangsungkan pada rahima Redite Manis Menail (20/11).
Upacara yang digelar dijelaskannya serangkaian pemugaran Pura tersebut yang sudah berlangsung hampir 5 tahun.Untuk biaya pembangunan berasal dari swadaya dalam bentuk biaya maupun pekerjaan serta sumbangan dari pemerintah. Halserupa juga berlaku dalam pelaksanaan upacara yang berasal dari urunan dan petedunan, serta sumbangan pribadi maupun pemerintah. Pada kesempatan itu, dengan hadirnya Wagub Sudikerta selaku undangan, Ia berharap mendapat dharma wacana berupa piteket-piteket yang bisa dijadikan dasar dalam melaksanakan yadnya di desa setempat.
Upacara yang digelar tersebut diantaranya dipuput oleh Ida Pedanda Istri Punia dari Gria Soka Kaler Kauh Bukit Bangli dan Ida Pedanda Gede Ketut Jelantik Sogata dari Gria Wana Sari Karangasem untuk pemuput bhakti ring Bale Peselang, serta Ida Pedanda Putra Tajung dari Gria Bukit Bangli dan Ida Pedanda Nyoman Dangin dari Gria Soka Kaler Kauh Bukit Bangli untuk pemuput bhakti ring ajeng.
Wagub juga berkesempatan mengikuti persembahyangan serangkaian upacara Pengusaban Purnama Kelima Pura Ulun Suwi di Br. Peludu, Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli. Serta menghadiri dan mengikuti persembahyangan serangkaian upacara Ngusabha Pura Danu Kuning di Desa Pekramaan Buahan, Kintamani, Bangli.
Demikian disampaikan Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri Upacara Melabuh Gentuh, Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih,Nyenuk, lan Ngebat Daun, Pura Penataran Subak Abian Penyungsingan di Br. Saap, Ds Manik Liyu, Kintamani, Bangli, Senin (14/11).
Lebih jauh, Wagub Sudikerta menyatakan perencanaan yang matang sangat penting karena nantinya keseluruhan elemen upacara akan menjadi satu-kesatuan yang saling berkaitan. Seperti terkait pembiayaan yang nantinya akan dibebankan kepada warga pengempon tergantung dari upacara yang digelar, semakin besar upacara yang digelar berarti semakin besar urunan yang harus dibayar. Dan setiap warga pengempon harus tahu perkiraan urunan yang akan dibayar, sehingga bisa mempersiapkan sebelumnya dan tidak memberatkan terutama bagi warga yang kurang mampu.
Tak hanya itu, menurut Wagub Sudikerta penyelenggaraan upacara hendaknya sudah mendapat petunjuk dari para Sulinggih yang dituakan baik dari segi hari baik maupun upakaranya, sehingga upakara yang disiapkan sudah sesuai dengan ajaran agama, tidak berlebihan atau bisa mengurangi sarana-sarana upakara yang dianggap tidak perlu. Dengan begitu, warga pun diharapkan bisa menyelenggarakan upacara dengan suka cita, tulus-iklas, tanpa beban, dan tujuan upacara dalam menjaga keseimbangan sesuai ajaran Tri Hita Karana dan melaksanakan upacara yang berkualitas pun dapat tercapai.
Sementara itu, menurut Ketua Panitia, Dewa Gede Putra, upacara yang digelar berbarengan dengan upacara Petirtaan yang digelar rutin setiap setahun sekali. Puncak upacara menurutnya jatuh pada hari ini bertepatan dengan rahina purnamaning kalima, dan Nyineb akan dilangsungkan pada rahima Redite Manis Menail (20/11).
Upacara yang digelar dijelaskannya serangkaian pemugaran Pura tersebut yang sudah berlangsung hampir 5 tahun.Untuk biaya pembangunan berasal dari swadaya dalam bentuk biaya maupun pekerjaan serta sumbangan dari pemerintah. Halserupa juga berlaku dalam pelaksanaan upacara yang berasal dari urunan dan petedunan, serta sumbangan pribadi maupun pemerintah. Pada kesempatan itu, dengan hadirnya Wagub Sudikerta selaku undangan, Ia berharap mendapat dharma wacana berupa piteket-piteket yang bisa dijadikan dasar dalam melaksanakan yadnya di desa setempat.
Upacara yang digelar tersebut diantaranya dipuput oleh Ida Pedanda Istri Punia dari Gria Soka Kaler Kauh Bukit Bangli dan Ida Pedanda Gede Ketut Jelantik Sogata dari Gria Wana Sari Karangasem untuk pemuput bhakti ring Bale Peselang, serta Ida Pedanda Putra Tajung dari Gria Bukit Bangli dan Ida Pedanda Nyoman Dangin dari Gria Soka Kaler Kauh Bukit Bangli untuk pemuput bhakti ring ajeng.
Wagub juga berkesempatan mengikuti persembahyangan serangkaian upacara Pengusaban Purnama Kelima Pura Ulun Suwi di Br. Peludu, Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli. Serta menghadiri dan mengikuti persembahyangan serangkaian upacara Ngusabha Pura Danu Kuning di Desa Pekramaan Buahan, Kintamani, Bangli.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com