Karangasem, Dewata News. Com - Meski data Rumah Tangga Sasaran yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS)segera rampung pada Tahun 2017, namun dikhawatirkan masih banyak RTS yang tercecer belum masuk dalam data base tersebut. Untuk itu Kepala Desa diminta cermat dalam melakukan pendataan ulang dan dipastikan sesuai fakta dilapangan, dan lepas dari kepentingan politik, kedekatan maupun kekrabatan, sehingga bantuan yang digelontorkan benar-benar tepat sasaran.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta kepada Kepala Desa Bhuana Giri seusai melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan bantuan bedah rumah untuk keluarga Kadek Budiasa di Dusun Tegal Bengkak, Ds. Bhuana Giri, Bebandem, Karangasem, Kamis (17/11).
Upaya penanganan pun tetap dilaksanakan Pemprov tidaksaja melalui APBD Pemprov Bali namun juga degan melibatkan perusahaan-perusahaan swasta, BUMD, BUMN maupun perseorangan melalui bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) .
“Seperti keluarga ini kan belum terdaftar dalam RTS, nanti tolong data lagi kk yang benar-benar nyata miskin, jangan karena kedekatan atau kekerabatan, untuk selanjutnya kami usahakan penyaluran CSR, karena pencapaian sesuai data BPS seharusnya penyaluran bantuan sudah usai di Tahun 2017. Dan mungkin tidak terlepas dari munculnya kk miskin baru, sehingga pengentasan kemiskinan memang harus terus berkelanjutan,” cetus Sudikerta.
Wagub Sudikerta lebih jauh juga menyarankan cara sederhana dalam menyiasati kebutuhan ekonomi yang terus mendesak, yakni dengan cara memelihara ternak yang memiliki waktu pelihara relatif singkat seperti ayam, itik, atau babi, sehingga cepat bisa dijual untuk menambah penghasilan. Disamping juga langsung bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari, seperti ternak ayam, telornya sebagian bisa dijual, dan sebagian bisa untuk dikonsumsi sebagai lauk, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli lauk.
“Pengentasan kemiskinan selain diantu dari segi bantuan bedah rumah, juga dari sisi penguatan ekonomi kerakyatan, ini nanti bisa dimanfaatkan untuk membeli ternak seperti ayam yang nanti bertelor, sebagian bisa dijual, sebagian bisa digoreng untuk dikonsumsi,” imbuh Sudikerta. Tak lupa, kesempatan itu pun dimanfaatkan Wagub Sudikerta untuk menggugah kepedulian warga yang mampu untuk saling berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
Sementara itu penerima bantuan bedah rumah, I Kadek Budiasa (33) hidup bersama istrinya Ni Luh Ariasih (30) beserta 3 orang anaknya. Sehari-hari Budiasa menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan sehari sekitar 70ribu. Nasib kurang beruntung dialaminya karena tidak masuk dalam daftar RTS, Ia pun terpaksa harus tinggal dalam gubuk berdinding anyaman bambu dan beratap seng yang terlihat bocor ditutupi plastik seadanya.
Kedua pasangan tersebut mengaku sangat bahagia atas bantuan yang diterima, seraya berharap program bedah rumah dapat terus dilaksanakan Pemprov Bali. Tak kalah sumringah, Ariasih pun mengaku impiannya untuk memelihara ternak babi bisa segera terwujud berkat bantuan yang digelontorkan Pemprov Bali.
Bantuan bedah rumah yang diserahkan kala itu merupakan CSR dari PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, dengan nilai 30 juta. Selama ini total bedah rumah yang sudah digelontorkan BPD untuk tahun 2016 mencapai 160 unit, yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali, dengan prioritas Kabupaten termiskin yakni Singaraja, Karangasem, dan Bangli.
Wagub Sudikerta yang turut didampingi Inspektur Provinsi Bali Ketut Teneng dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali Ketut Wija, juga berkesempatan meninjau pelaksanaan BUMDes Sedana Kertha Giri Murti Desa Bhuana Giri, Bebandem, Karangasem. Wagub Sudikerta pun memberikan pengarahan kepada pengelola BUMDes agar usaha yang dilaksanakan tidak hanya sebatas usaha simpan pinjam, namun usaha lainnya yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dan usaha yang dijalankan pun menurutnya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat, serta kebutuhan setempat sehingga bisa berkembang.
“Bikin usaha harus melihat lingkungan dan kebutuhan pasar, jangan bikin yang tidak laku, gimana mau berkembang, dan usahakan perputaran uangnya cepat, sehingga kelihatan perkembangannya,” ujar Sudikerta kala itu.
Sebelumnya juga dilaksanakan acara turut pasar murah, pemeriksaan kesehatan gratis, pemeriksaan dan pemberian kaca mata gratis, serta penyerahan bantuan bibit pohon kelapa, yang dipusatkan di Balai Serba Guna Desa Bhuana Giri.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com